NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan. Sebagaimana tanaman budidaya lainnya, tentu para petani yang melakukan budidaya tanaman tersebut mengharapkan hasil dari tanaman budidaya yang ditanamnya.
Untuk tanaman karet ini hasil yang diambil berupa getah karet yang diambil dengan cara menyadap batang pohon ini di areal sadap yang sengaja dibuat, getah karet yang keluar akan ditampung dalam wadah penampungan untuk kemudian dikumpulkan dan dijual sebagai sumber penghasilan petani karet ini.
BACA JUGA:Ada Ancaman El Nino, Berikut Cara Pemupukan Sawit saat Kemarau
Proses penyadapan yang dilakukan langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap pohon karet dan bidang sadap. Saat musim hujan hal yang paling terpengaruh adalah kualitas getah yang didapatkan biasanya lebih banyak mengandung air, sedangkan saat musim kemarau hal yang paling berpengaruh adalah kondisi pohonnya yang agak mengering dan gugurnya daun.
Selain itu saat musim kemarau getah yang dihasilkan dari penyadapan lebih sedikit dibandingkan dengan saat musim hujan.
BACA JUGA:Hari Buruh, Massa Datangi Kantor Bupati dan DPRD Mukomuko
Saat kemarau, ada petani yang menghentikan penyadapan ini. Namun ada juga petani yang terus melakukan penyadapan.
Baik petani yang menghentikan penyadapan maupun yang terus melakukan penyadapan akan menjumpai konsekuensi masing-masing sesuai dengan pilihannya.
Untuk yang menghentikan penyadapan, keuntungannya pohon karet yang diusahakannya terhindar dari dehidrasi, sedangkan kerugiannya petani tersebut terhenti penghasilannya yang bersumber dari penjualan getah karet.
Dan pada saat setelah jeda sadap, petani tersebut memerlukan waktu beberapa minggu sampai bidang sadapnya normal kembali mengalirkan getah.
Untuk yang terus melakukan penyadapan, keuntungannya petani tersubut akan terus mendapatkan hasil dari penjualan getah karet yang disadapnya, selain itu karena hampir tidak ada jeda sadap, maka bidang sadapnya tidak perlu di-restart pada saat musim kemarau berlalu.
Namun tetap saja ada resiko dehidrasi pohon karet akibat penyadapan yang terus-menerus di musim kemarau, berdasarkan pemikiran ini beberapa petani karet mengantisipasinya dengan melakukan teknik pergiliran areal lahan bidang sadap karet di lahan perkebunan karet yang diusahakannya.
BACA JUGA:Pulau Sokotra yang Disebut Tempat Bersembunyinya Dajjal, Pulau Kecil dengan Berbagai Keunikannya
Teknik ini tidak terlalu sulit bahkan bisa dikatakan mudah, petani cukup membagi wilayah kebunnya sesuai dengan luasan kebun yang diusahakannya.
Jika luasannya mencapai 2 ha maka dipakai metode pembagian areal wilayah sadap sebanyak 3 bagian, namun jika luasannya kurang dari 1 ha maka areal wilayah sadapnya cukup dibagi 2 bagian.