BACA JUGA:Link Pengumuman Hasil SKD CPNS 2024, Segera Cek Namamu
Pada Minggu, 17 November 2024, Mahfud MD menulis di akun X miliknya, untuk menanggapi keraguan publik mengenai keaslian penangkapan Ivan Sugianto.
Dalam cuitannya, Mahfud mengungkapkan bahwa dia memahami kekhawatiran masyarakat terkait kasus ini, mengingat pengalaman masa lalu yang membuat banyak orang ragu.
Mahfud menyebut bahwa ada anggapan bahwa kasus ini bisa saja hanya sandiwara belaka, dengan Ivan yang ditangkap adalah orang lain yang menjadi pemeran pengganti.
“Karena pengalaman masa lalu, banyak yang ragu dan khawatir: penanganan Ivan Sugianto yang menyuruh anak SMA bersujud dan menggonggong hanya sandiwara, Ivan yang ditangkap adalah palsu dan hanya pemeran pengganti,” cuit Mahfud.
BACA JUGA:APSI 2024 Ditutup, Konsul RI Tawau Ajak Belajar dari Keberhasilan Timnas Sepakbola Jepang
Namun, Mahfud MD langsung memberikan klarifikasi mengenai isu tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, Mahfud memastikan bahwa pria yang ditangkap di Bandara Juanda memang adalah Ivan Sugianto yang asli.
Dia juga menyatakan bahwa pada saat pelimpahan kasus ke kejaksaan nanti, wajah Ivan akan ditampilkan kepada publik tanpa memakai masker, sehingga semua keraguan bisa terjawab.
“Ivan Sugianto yang ditangkap itu asli. Saat pelimpahan ke kejaksaan nanti wajah Ivan akan ditunjukkan kepada publik tanpa memakai masker,” tegas Mahfud MD dalam cuitannya.
Klarifikasi dari Mahfud MD ini akhirnya berhasil menenangkan keraguan banyak orang yang semula merasa ragu dengan penanganan kasus ini.
Meskipun begitu, isu mengenai manipulasi atau penggunaan orang pengganti dalam kasus ini tetap menjadi perbincangan hangat di media sosial.
BACA JUGA:Pacaran 6 Bulan, Remaja Ini Cabuli Pacar di Rumah, Kepergok Kakak Korban
Di sisi lain, penangkapan Ivan tetap menjadi bukti bahwa tidak ada seorang pun, terlepas dari status atau kedudukannya, yang boleh bertindak semena-mena terhadap orang lain, terutama anak-anak yang menjadi korban perundungan.
Kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak-anak agar tidak tumbuh menjadi individu yang merasa lebih hebat dan merendahkan orang lain.
Penanganan yang cepat oleh pihak berwajib, serta perhatian dari tokoh publik seperti Ahmad Sahroni dan Mahfud MD, menunjukkan bahwa perundungan dan intimidasi tidak akan dibiarkan begitu saja, terutama ketika dilakukan oleh seseorang dengan posisi atau kekuasaan.
Di sisi lain, masyarakat juga diingatkan bahwa tindakan perundungan dapat menimbulkan dampak yang sangat besar, baik pada korban maupun pada pelaku, yang akhirnya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.