Dua gempa bumi terbesar dalam rangkaian tersebut adalah gempa berkekuatan 5,9 pada Oktober 2020 dan gempa berkekuatan 6,0 pada bulan November. Setelah gempa November, aktivitas seismik berkurang. Gempa tersebut telah menggeser tanah di Pulau King George sekitar 11 sentimeter.
Hanya 4 persen dari perpindahan tanah itu yang dapat dijelaskan secara langsung dari aktivitas gempa. Namun, para ilmuwan menduga pergerakan magma ke dalam kerak bumi sebagian besar menyebabkan pergeseran tanah yang lebih dramatis.
"Apa yang kami pikirkan adalah magnitudo 6 entah bagaimana menciptakan beberapa retakan dan mengurangi tekanan tanggul magma," kata Cesca.
Menurut Cesca, letusan puncak di bawah laut belum bisa dipastikan. Namun, jika akan ada letusan besar gunung bawah laut itu, kemungkinan besar akan terjadi saat itu. Namun hingga saat ini, belum ada bukti langsung adanya letusan yang mengkonfirmasi bahwa gunung berapi perisai besar meledakkan puncaknya.
"Para ilmuwan harus mengirim misi ke selat untuk mengukur batimetri, atau kedalaman dasar laut, dan membandingkannya dengan peta sebelumnya, katanya.(tim)