Sempat Koma di RS, Siswa SD yang Diduga Jadi Korban Bullying Kakak Kelas Meninggal Dunia

Selasa 26-11-2024,09:12 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

Kondisi ini memaksa polisi turun tangan. Polisi langsung membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara di Losarang Indramayu untuk dilakukan autopsi.

Kasat Reskrim Polres Subang AKP Gilang Friyana menjelaskan jika korban akan dilakukan autopsi hari ini, Selasa (26/11/2024) malam.

"Seperti yang rekan ketahui bahwa korban dari Blanakan hari ini meninggal dunia, kemudian hari ini kami akan melaksanakan autopsi di RS Bhayangkara Losarang. Kami sudah koordinasi dengan pihak dokter, kemungkinan pukul 21.00 akan dilaksanakan autopsi," ujar Kasat Reskrim Polres Subang AKP Gilang Friyana, Senin (25/11/2024) malam.

Tak hanya itu, Gilang juga menyebutkan, jika pihaknya melakukan autopsi ini sebagai langkah penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban. Hasilnya bisa menyimpulkan apakah korban meninggal akibat sakit bawaan atau sakit ada kekerasan pada tubuhnya.

BACA JUGA:BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati

Pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi pasca ramainya kasus perundungan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.

"Kemarin sih dari penyidik sudah tiga orang diperiksa, kemungkinan besok kami dalami lagi bersama Unit PPA. Besok kami akan merapat ke Blanakan untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut. Penyebab belum ada, nanti kita lihat hasil autopsi penyebab kematiannya, makanya kami autopsi penyebab kematiannya seperti apa," jelasnya.

Namun, saat ditanya dugaan mengenai para pelaku, ia belum bisa berbicara banyak. Pasalnya, proses penyelidikan masih dilakukan.

"Tiga saksi masih kita dalami, sementara belum (ada tersangka), nanti (tersangka) kalau udah lengkap semuanya nanti kita rilis lagi, kita lihat hasil autopsi," pungkasnya.

BACA JUGA:Staf BRI di Palembang Terima Komentar Positif Gara-gara Lakukan Ini

- Kepsek Diberhentikan Usai Perundungan Berujung Maut

Mengenai kasus ini, PJ Bupati Subang Imran murka usai ARO meninggal dunia. Imran langsung menonaktifkan kepala sekolah di tempat korban menimba ilmu.

Hal itu disampaikan Imran usai melihat langsung kondisi korban terbujur kaku di kamar jenazah RSUD Ciereng Subang.

"Yang pertama saya sampaikan berulang kali bahwa pemerintah Subang anti bullying. Ingat beberapa lalu saya sampaikan, kalau bully terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah, dan hari ini saya buktikan, kepala sekolah saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan selesai," ujar Imran, Senin (25/11/2024) malam.

Itulah informasi terkait dugaan menjadi korban bullying, siswa SD yang masi berusia 9 tahun meninggal. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajara bagi orang tua, guru serta murid untuk dapat mempelajari apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

Artikel ini dilansir dari beberapa sumber, semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Putri Nurhidayati

Kategori :