Fenomena ini terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, seperti hujan yang sangat lebat dibanding biasanya. Jenis bencana hidrometeorologi ini sering terjadi pada periode musim hujan. Contohnya:
1. Banjir
Banjir adalah luapan air yang merendam tanah yang biasanya kering, yang dapat terjadi akibat limpahan air dari sungai, danau, atau laut. Fenomena ini juga dapat terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah berlebih.
2. Longsor
Tanah longsor ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai dengan sudut tertentu, seperti pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut. Dalam banyak kasus, tanah longsor dipicu oleh peristiwa tertentu. Misalnya hujan lebat, gempa bumi, lereng miring untuk membangun jalan, dan lain sebagainya.
3. Curah Hujan Ekstrem
Curah hujan ekstrem adalah curah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu dengan intensitas tinggi melebihi batas atas curah hujan biasanya dalam waktu tertentu. Fenomena ini bisa dipicu oleh awan konventif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi.
Selain curah hujan dengan intensitas yang tinggi, awan ini juga dapat disertai golakan angin kencang, hujan es, dan potensi puting beliung.
4. Angin Kencang
Angin kencang adalah naiknya kecepatan angin lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara yang lebih rendah.
5. Puting Beliung
Puting beliung adalah kumpulan angin yang berputar dengan kecepatan tinggi. Fenomena ini dapat berlangsung selama beberapa menit, yang biasa terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Prediksi Potensi Banjir di Sumatera Barat Desember 2024
B. Bencana Hidrometeorologi Kering
Sementara itu, bencana hidrometeorologi terjadi akibat kelangkaan hujan atau dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi hujan akibat kemarau panjang. Fenomena ini sering terjadi pada periode musim kemarau. Contohnya:
1. Kekeringan