Bendungan Sigura-gura sendiri bukanlah bangunan baru. Bendungan ini sudah ada sejak tahun 1978. Lebih tepatnya pada masa tersebut intake dam ini mulai dibangun.
Butuh waktu kurang lebih 4 tahun, yakni tahun 1977 untuk merampungkan proses konstruksinya. Barulah setahun setelah pengerjaannya selesai, bendungan ini digunakan secara komersial. Jadi, terhitung masa pertama kali operasinya di tahun 1981, Bendungan Sigura-gura sudah menghasilkan listrik selama lebih dari 40 tahun.
Pengempang air yang tingginya mencapai 48 m ini merupakan salah satu dari tiga bendungan yang dimiliki PT Inalum. Dua yang lain adalah Bendungan Pengatur Siruar dan Bendungan Tangga.
Perlu kamu ketahui pula, sebelum dibangun sebuah dam, kawasan Bendungan Sigura-gura PT Inalum dulunya adalah hutan. Ini seperti yang dijelaskan oleh Rorim, selaku public relation dari Inalum Power Plant.
"Dari beberapa dokumentasi pada masa pembangunan, kondisinya (dulu) seperti yang dilihat (berupa hutan dan alam saja). Kalau dulunya di bantaran sungai ini (Sungai Asahan), hanya persawahan masyarakat saja," terang Rorim.
Ia juga menambahkan, daerah tersebut tergolong sangat minim aktivitas masyarakat sekitar. Setelah dilakukan pembebasan lahan, barulah proyek pembangunan bendungan dimulai pada 1976.
BACA JUGA:Penemuan Harta Karun Migas Tersembunyi di Sumatera Utara! Segini Potensinya
2. Listrik digunakan untuk pabrik peleburan
Bendungan Sigura-gura juga berfungsi sebagai sebuah pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Untuk menghasilkan energi, terlebih dahulu air dari Sungai Asahan masuk melalui intake tunnel. Terowongan tersebut memiliki diameter 6,1 m dengan panjang 600 m.
Dari intake tunnel, air akan jatuh secara vertikal dengan ketinggian 200 m untuk memutar turbin. Melalui mekanisme ini, dihasilkan energi listrik sebesar 71,5 MW (megawatt). Karena memiliki empat turbin, maka total energi listrik yang diproduksi PLTA Sigura-gura adalah 286 MW.
Ditambah dengan listrik berkapasitas 317 MW dari Bendungan Tangga, akumulasi energi listrik yang menjadi hasil dari PLTA milik PT Inalum adalah 603 MW. Akan tetapi, hanya 550 MW saja yang digunakan untuk keperluan smelting plant.
BACA JUGA:Hits! Ini Tempat Camping di Simarjarunjung Sumatera Utara, Dijamin Bikin Sejuk
Mungkin kamu bertanya-tanya, gimana cara mengirimkan listrik dari PLTA menuju pabrik? Di sinilah jaringan transmisi berperan penting.
Dikutip dari laman resmi Inalum, tenaga listrik dari PLTA disalurkan melalui jaringan transmisi yang tersebar sepanjang 120 km. Jumlah menara transmisi yang memungkinkan distribusi listrik pastinya banyak, yaitu sebanyak 271 buah.
Ketika sudah sampai di pabrik Kuala Tanjung, gardu induk lantas menyalurkan energi ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Jadi, tenaga listrik yang dimiliki PLTA Inalum bukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, melaikan semata-mata untuk memasok tenaga listrik yang diperlukan smelting plant.