NASIONAL, RBTVDISWAY.ID – Makin berkilau, ternyata Bengkulu simpan harta karun emas, ini lokasinya.
Tak bisa dipungkiri, penemuan harta karun di dunia selalu menarik untuk dibahas. Terlebih lagi jika harta karun tersebut memiliki nilai yang fantastis.
BACA JUGA:Ini Syarat Pinjaman KUR Pegadaian 2025, Beda dengan Bank Konvensional
Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam, tentunya tanah air menyimpan banyak hal yang belum terungkap. Salah satunya adalah harta karun emas yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Bengkulu menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang menyimpan harta karun emas.
Secara umum, Bengkulu merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang kaya akan sejarah dan sumber daya alam, bahkan telah dikenal sebagai daerah penghasil emas sejak masa penjajahan.
BACA JUGA:Megawati dan Red Sparks Bisa Kalah Lawan Pink Spiders jika Abaikan Hal Ini
Lokasi Harta Karun Emas di Bengkulu
Lokasi di Bengkulu yang pernah simpan harta karun yang hasilkan emas:
1. Kabupaten Seluma
Lokasi harta karun emas yang pertama berada di Kabupaten Seluma.
Kabarnya, cadangan emas di wilayah Seluma ini sangat banyak bahkan ada yang memprediksikan melebihi cadangan emas yang sekarang digarap PT. Freeport.
Bahkan, sebelumnya pernah ada penelitian yang memperkirakan cadangan harta karun emas di wilayah Kabupaten Seluma ini mencapai 2 juta ons troy.
Kemudian, dari penelitian beberapa tahun lalu, cadangan harta karun emas ini diperkirakan berada di Ulu Alas Kecamatan Semidang Alas, kemudian di wilayah Ulu Talo Kecamatan Talo serta di area ulu Desa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara.
BACA JUGA:Bengkulu Digaungkan Jadi Bumi Merah Putih, Ini Kata Ketua DPRD Kota Bengkulu
Sementara itu, dari penjelasan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seluma, Sudarman, tiga wilayah yang diperkirakan menyimpan harga karun emas ini masuk dalam area Hutan Lindung Bukit Sanggul yang masih dalam deretan bukit barisan di wilayah sebelah utara Kabupaten Seluma.
Sebelumnya, di tahun 2005 lalu, pernah ada penelitian untuk memastikan cadangan emas ini. Penelitian mencakup empat kabupaten dan dua provinsi, yakni di wilayah Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, ketiganya wilayah Provinsi Bengkulu serta satu wilayah lagi di Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.
Luas area yang diteliti tersebut mencakupu 240 ribu hektare. Namun hasilnya, hanya wilayah di Kabupaten Seluma yang memiliki prospek memiliki cadangan emas.
BACA JUGA:Apakah Pengajuan KUR Pegadaian Pakai BI Checking? Coba Cek Jawabannya di Sini
2. Kabupaten Lebong (Tambang Lebong Donok)
Untuk lokasi harta karun emas yang kedua yakni ada di Kabupaten Lebong.
Penambangan emas di bumi Indonesia berkembang sejak era kolonial Belanda. Pada 1850, pemerintah Hindia Belanda membentuk badan pengelolaan dan penyelidikan geologi yaitu Dienst van het Mijnwezen di Batavia.
Melalui badan ini, wilayah penyelidikan geologi dan mineral diperluas ke seluruh pelosok Nusantara.
BACA JUGA:Pinjaman Dalam Genggaman, Begini Cara Ajukan Pinjaman di BCA Mobile, Simak Persyaratannya
Pada masa ini, tambang emas yang pertama kali beroperasi yaitu Lebong, yang kini menjadi bagian dari Provinsi Bengkulu. Pegunungan Rejang yang meliputi wilayah Lebong menarik perhatian.
Diketahui bahwa Tambang Lebong Donok, Bengkulu pada tahun 1899 dan tambang Lebong Tandai, Bengkulu sekitar tahun 1906-1910 yang kemudian disusul oleh tambang lainnya, seperti Simau (1910), Mangani (1913), Salida ( 1914), Lebong Simpang (1921), dan Tambang Sawah (1923).
Kemudian, sebuah penelitian berjudul Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok (Bengkulu) Tahun 1897-1942 menyebut daerah eksplorasi bijih emas di Lebong Donok merupakan ekplorasi dari Eugene Kassel. Sosok ini menemukan aktivitas penambangan dari sosok warga setempat bernama Haji Ismael.
BACA JUGA:Pinjaman Dalam Genggaman, Begini Cara Ajukan Pinjaman di BCA Mobile, Simak Persyaratannya
Setelah itu, proses ekplorasi dilakukan perusahaan swasta Belanda bernama Minjbouw Maatschappij Redjang Lebong mulai tahun 1897.
Tambang emas di Lebong Donok ini kemudian membuka jalur tambang emas lain, di antaranya Lebong Sulit yang dikelola oleh Mijnbouw Maatschappij Lebong Sulit, Lebong Simau (Maatschappij Simau). Sedangkan Lebong Simpang dan Lebong Sawah dioperasikan perusahaan milik pemerintah Hindia Belanda.
Selama 12 tahun menjalani ekplorasi, sejak 1899-1911, Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong mendapat 33,5 juta bruto kilogram logam mulia (emas dan perak).
Pengelolaan dan penambangan emas di Lebong Donok ini terbilang berskala besar. Hal ini terlihat dari peralatan yang digunakan.
Alat pengeboran, pengangkut bijih emas dengan kereta listrik, alat pengangkut mesin, alat pencetak emas, alat penyaringan, oven untuk pembakaran emas merupakan beberapa inventaris yang tercatat digunakan di area tambang. Alat-alat ini didatangkan dari Batavia dan Surabaya.