Sebelumnya di Istana Wakil Presiden, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan status siaga tempur bagi prajurit TNI di tanah Papua bukanlah pelaksanaan operasi militer.
“Siaga tempur, ditekankan lagi, kan selama ini kita sampaikan operasi teritorial, operasi komunikasi sosial, karena masyarakatnya di situ kerawanan-nya tidak tinggi, tapi khusus daerah-daerah tertentu yang kerawanan tinggi, ya kita tekankan lagi kepada mereka untuk siaga tempur," kata Yudo.
Penglima TNI mengumumkan siaga tempur pada 18 April 2023 di daerah-daerah di Papua yang dinilai rawan teror dan serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris.
“Itu kan penekanan, bukan operasi militer, jadi jangan dipelesetkan itu operasi militer, bukan belum operasi militer. Siaga tempur itu untuk menumbuhkan naluri militer pada para prajurit," kata dia dilansir dari Antara.
Ia mengatakan siaga tempur perlu untuk memperkuat naluri bertempur para prajurit apalagi jika mereka diserang oleh KKB.
“Itu kan bukan operasi militer, siaga tempur, siaga tempur itu kan untuk pasukan kita sendiri supaya siaga sewaktu-waktu diserang. TNI ini kan harus selalu siaga pasukan itu," tambah Yudo.
Dengan status siaga tempur, dia melanjutkan, bukan berarti prajurit TNI akan bertindak ofensif. “Bukan ofensif, kita tetap defensif, tapi mereka harus siap karena memang di daerah yang kerawanan-nya tinggi sehingga harus siaga tempur tadi," tutur Yudo.(tim)