يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
Artinya: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan menciptakan darinya pasangannya; Allah memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki yang banyak dan perempuan...” (QS. An Nisa’: 1).
Kata min nafsin wâhidah banyak dipahami mufassir bahwa maksud diri yang satu itu adalah Adam, dan Allah menciptakan pasangan untuk Nabi Adam itu dari diri beliau sendiri.
Demikianlah ulama klasik kembali ke makna zhahir teks, dengan memahami bahwa Hawa diciptakan dari tubuh Adam, dan ditunjang tafsiran melalui hadits di atas, bagian tubuh itu adalah tulang rusuk.
Perlu Anda ketahui, anatomi tulang rusuk manusia normal terdiri dari 12 pasang tulang, pria maupun perempuan, tiada yang berkurang sepasang. Karena itulah, persoalan asal muasal manusia ini oleh sebagian ulama digolongkan perkara ahwalul ghaib yang berada dalam domain iman, termasuk meyakini asal usul perempuan dari tulang rusuk.
Riwayat seputar perempuan diciptakan dari tulang rusuk ini ternyata bervariasi. Ada yang menyebutkan خلقت من ضلع yang berarti tercipta dari tulang rusuk-bermakna lugas, ada riwayat lain menyebutkan إنّ المرأة كالضلع yang artinya perempuan itu bagai tulang rusuk-yang menunjukkan kiasan.
Semisal riwayat berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ”
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasul bersabda "Wanita itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bersikap baik, maka kamu dapat berdekatan dengannya, meski padanya terdapat kebengkokan (ketidaksempurnaan).” (HR. Bukhari).
Imam Al Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab “Bersikap lembut pada perempuan”. Agaknya dari sini ada kalangan ulama yang mengambil makna bahwa perempuan bukan tercipta dari tulang rusuk, tapi tercipta bagai tulang rusuk atau memiliki sifat-sifatnya seperti dinyatakan hadits di atas.
Hadits di atas secara metaforik mengingatkan para pria agar menghadapi perempuan dengan bijaksana. Hal ini seperti dicatat oleh Imam an Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim. Secara kodrati, jika tidak berhati-hati kepada perempuan, pria mudah bersikap kasar atau malah kurang ajar. Jika terlampau keras, risikonya jelas: tulang rusuk akan patah, atau dalam kata lain, perempuan akan teraniaya.
KH. Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya Cara Benar Memahami Hadis mengemukakan pendapat tentang perbedaan riwayat hadits-hadits hubungan perempuan dan tulang rusuk di atas.
Bagi sementara orang, memahami bahwa perempuan benar-benar tercipta dari tulang rusuk adalah sesuatu yang dikategorikan KH. Ali Mustafa Yaqub sebagai makna yang perlu dijelaskan lagi lewat hadits lain. Menurut beliau: sumber hadits adalah Nabi seorang, maka hadits mestinya saling menjelaskan satu sama lainnya.
Makna kiasan dianggap lebih mampu menjelaskan tema hadits tersebut, sehingga dapat dipahami: perempuan diciptakan dari sifat-sifat seperti tulang rusuk-yang bengkok, dan tidak bisa diluruskan apalagi secara paksa. (tim)