Sebagian ulama menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh. Kaum yang mendapat kezaliman dari Ya'juj dan Ma'juj kemudian meminta tolong Zulkarnain untuk membuatkan sebuah dinding pembatas di antara mereka agar Ya'juj dan Ma'juj tidak bisa keluar mengganggu mereka.
BACA JUGA:Simak Baik-baik, Ini Perbedaan Cadar, Niqab dan Burqa
Beberapa penafsir dan sejarawan Muslim telah berusaha mengidentifikasi jati diri Zulkarnain dengan beberapa tokoh sejarah.
Aleksander Agung
Pendapat paling masyhur menyebutkan bahwa Aleksander Agung adalah Zulkarnain yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Namanya biasanya dieja sebagai 'Iskandar' dalam literatur Muslim dan dia sering juga disebut dengan Iskandar Zulkarnain. Aleksander Agung adalah Raja Makedonia yang berkuasa pada 336–323 SM dan menjadi penguasa atas kawasan Balkan selatan, Anatolia, Syam, Iran, sebagian Asia Tengah, Mesir, dan India barat laut.
Terdapat perbedaan pendapat terkait Aleksander dan julukan Zulkarnain. Ath-Thabari menyatakan bahwa Aleksander dijuluki Zulkarnain dalam Al-Qur'an lantaran dia pergi dari satu ujung (tanduk) dunia ke ujung yang lain.
Perjalanan Zulkarnain ke barat sampai ke laut berlumpur hitam disebutkan memiliki kemiripan dengan "laut beracun" yang dijumpai Aleksander dalam Roman Aleksander.
BACA JUGA:Gaji Pas-pasan Tetap Bisa Pinjam Hingga Rp 54 Juta di Sini, Prosesnya Mudah Bunga Rendah
Namun sebagian penafsir Muslim menolak bahwa Aleksander adalah Zulkarnain, seperti Ibnu Katsir, Ibnu Taimiyyah, dan Naser Makarem Syirazi. Hal ini lantaran Zulkarnain menyembah satu Tuhan,