NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID – Hari Raya Idul Adha selalu jadi momen spesial yang dinanti-nanti umat Islam. Di samping takbir yang menggema dan salat Ied yang khidmat, momen ini juga identik dengan penyembelihan hewan kurban sebuah ibadah yang bukan hanya sarat pahala, tapi juga penuh makna sosial.
Menurut Kalender Hijriah 2025 dari Kementerian Agama RI, Idul Adha 1446 H jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Makin dekat, makin banyak juga yang mulai bertanya-tanya soal teknis kurban, salah satunya: bolehkah sohibul kurban makan daging kurbannya sendiri?
BACA JUGA:5 Golongan Penerima Daging Kurban, Jangan Sampai Salah Sasaran
Daging Kurban Milik Siapa?
Dalam ajaran Islam, berkurban termasuk sunnah muakkadah, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan bagi Muslim yang mampu. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah meninggalkan kurban selama hidupnya setelah disyariatkan.
Nah, terkait pembagian daging, Islam sudah punya “panduan” jelas. Daging kurban dianjurkan dibagi menjadi tiga:
- Sepertiga untuk sohibul kurban dan keluarganya.
- Sepertiga untuk disedekahkan kepada fakir miskin.
- Sepertiga lagi untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga.
BACA JUGA:Ini Cara Tepat Menyimpan Daging Kurban Tanpa Kulkas, Daging Tetap Awet Tahan Lama
Daging Bagian untuk Sohibul Kurban
Sohibul kurban boleh bahkan dianjurkan ikut menikmati hasil kurbannya. Ini sebagai bentuk syukur atas rezeki yang Allah berikan. Tapi tetap, porsinya idealnya hanya sepertiga dari total daging, agar manfaat kurban bisa dirasakan lebih luas.
Kalau keluarga besar ikut nimbrung, boleh saja dibagi-bagi asal tidak sampai mengurangi hak orang lain yang lebih membutuhkan.
Kalau di kampung atau lingkungan tempat kurban banyak warga kurang mampu, alangkah baiknya kalau porsi untuk diri sendiri dikurangi demi memperbanyak sedekah. Ini justru jadi ladang pahala tambahan!
BACA JUGA:Ini Alasan Daging Tidak Boleh Dicuci Sebelum Disimpan, Simak Cara Simpan Daging Kurban yang Tepat
Makna di Balik Pembagian
Lebih dari sekadar tradisi, pembagian daging kurban menyimpan banyak hikmah:
- Rasa syukur atas nikmat Allah yang mendorong kita untuk berbagi.
- Mempererat silaturahmi lewat pembagian daging ke tetangga dan keluarga.
- Membantu sesama, khususnya mereka yang jarang sekali merasakan daging.
Jadi, Kesimpulannya?