BACA JUGA:Kisah Malaikat Mikail Berhenti Tersenyum dan Diperintahkan Allah Menahan Matahari yang Mau Terbit
“Oh, aku tak bisa berenang. Aku takut tenggelam dalam perigi,” kata si perampok ketiga.
“Kecuali permata, kantung itu juga berisi sepuluh keping uang emas. Uang itu akan kuhadiahkan kepada siapa pun yang bisa mengambilkan kantung itu," ucap perampok.
BACA JUGA:3 Pejabat Eselon II dan 15 Eselon III Bengkulu Utara Dimutasi, Ini Daftarnya
Pak Pandir merasa tertarik. Sepuluh keping uang emas cukup untuk membeli seekor kambing, seekor keledai, makanan, pakaian, dan masih akan tersisa banyak.
BACA JUGA:Heboh, Abu Nawas Berkeliling Siang Hari Bawa Lampu, Katanya Mencari Neraka
“Nah, aku akan masuk ke perigi dan mencari kantungmu, tapi aku tidak ingin bajuku jadi basah. Maukah kau menjaganya, sementara aku masuk ke perigi?” katanya.
“Tentu,” jawab si perampok ketiga. Lalu Pak Pandir pun masuk ke dalam perigi.
BACA JUGA:Teka-teki Ayam dan Telur Lebih Awal? Abu Nawas Punya Jawaban Sendiri
Air perigi itu sedingin es, apalagi Pak Pandir baru saja berada di tempat yang sangat panas. Tentu saja, bagaimanapun telitinya dia mengaduk-ngaduk lumpur dalam perigi, kantung permata itu tidak dapat ditemukan. Kemudian dia naik kembali, tidak ingin kawan barunya menunggu terlalu lama.