
NASIONAL, RBTVDISWAY.ID – Waspada! Tak main-main ini efek jangka panjang anak konsumsi beras oplosan.
Beras yang di oplos kini tengan menjadi problem di masyarakat, padahal bahaya konsumsi beras oplosan sangatlah besar, termasuk pada anak.
BACA JUGA:Terkait Kasus Beras Oplosan, Ini Profil Produsen Beras yang Diperiksa, Berbagai Merek Ternama
Kemudian, bagaimana kalau sudah pernah mengonsumsi secara tidak sengajak nasi dari beras oplosan tersebut?
Hal ini membuat ketakutan bahkan hampir semua kalangan masyarakat.
Ahli Teknologi Industri Pertanian, IPB University, Profesor Tajuddin Bantacut, menuturkan, secara harfiah, beras oplosan berarti beras yang dicampur dengan bahan lain.
“Jadi, oplos itu tidak selalu bermakna negatif, seharusnya demikian, tetapi dalam konteks bahasa kita, artinya negatif,” ujar Tajuddin
BACA JUGA:BRI dan Liga Kompas Lepas Keberangkatan Tim LKG BRI ke Piala Dunia Remaja “Gothia Cup” di Swedia
Tajuddin juga membeberkan tiga jenis pencampuran (oplos) dalam konteks beras yang memiliki makna berbeda, yakni:
1. Beras campur (mixed rice)
Dalam hal ini, beras dicampur dengan bahan atau jenis karbohidrat lain, seperti jagung, hingga menghasilkan produk bernama beras jagung, ini umum dikonsumsi oleh masyarakat.
BACA JUGA:Kenali Ciri-ciri Beras Oplosan yang yang Berdampak Pada Kerusakan Organ Dalam, Jangan Asal Beli
2. Campuran beberapa jenis beras (blended rice)
Jenis beras oplosan lainnya adalah dnegan menyampurkan beberapa jenis beras dalam satu tumpukan. Istilah ini merujuk pada beras yang dicampur dengan jenis beras lain. Meski demikian, orientasinya tidak buruk karena bertujuan memperbaiki kualitas beras.
Contohnya, jenis beras jasmin yang dihasilkan dari campuran beras dan menir jasmin untuk mendapatkan aroma dan tekstur lebih baik daripada beras biasa.
3. Jenis beras oplosan atau beras yang dipalsukan
Jenis ini merujuk pada beras yang dicampur dengan bahan lain, yang tidak seharusnya ada dalam beras asli.
Misalnya, beras plastik yang juga sempat ramai dibicarakan beberapa tahun lalu, atau jenis beras berkualitas rendah, yang seharusnya tidak diklaim dengan mutu baik pada kemasannya.