BACA JUGA:Tabel Pinjaman KUR BRI 2025 untuk Angsuran Rp 1 Jutaan Per Bulan
Tidak lama istirahatnya. Paling-paling sekitar 30 menit. Kemudian mereka kembali bekerja nugal padi. Nanti setelah tengah hari atau sekitar jam 12, semua yang bekerja kembali dipanggil.
Sekarang waktunya makan siang. Jangan pernah berharap makan siang dengan menu daging atau ikan. Biasanya, menu makan siang saat nugal padi ini sambal sarden. Tapi karena makannya dengan nasi panas, begitu nikmat rasanya. Apalagi perut sudah lapar, pasti akan lahap menyantap menu sambal sarden itu.
Setelah makan juga akan dihidangkan kopi. Kalau ada biasanya ditambah dengan ubi rebus atau ubi goreng. Kalau memang pekerjaan nugal belum selesai, maka setelah makan dan minum kopi, pekerjaan akan dilanjutkan lagi sampai selesai.
Tapi kalau sudah selesai, mereka para sanak keluarga atau tetangga di kampung ini akan pamit untuk pulang.
Nah...saat pulang ini mereka tidak akan pulang dengan tangan kosong. Biasanya pemilik kebun juga menyiapkan bubur untuk dibawa pulang ke rumah. Menariknya, bubur yang disiapkan untuk dibawa pulang ke rumah itu tidak dimasukan ke dalam plastik, tapi biasanya menggunakan bambung.
BACA JUGA:6 Syarat Utama Pinjam Uang Tanpa Agunan di Bank Mandiri untuk Modal Usaha UMKM di Indonesia
Bubur itu dimasukan ke dalam bambu (yang sudah dibersihkan) dengan panjang kira-kira 40 Cm. Kemudian setelah diisi bubur, bagian atas dari bambu itu akan ditutup dengan daun agar tidak tumpah.
Bambu-bambu yang berisi bubur itu lah nanti yang akan dibawa pulang ke rumah. Sementara anak-anak mereka yang menyambut kepulangan orangtuanya dari nugal padi akan merasa begitu bahagia melihat bambu yang dibawa itu. Karena anak-anak sudah tahu jika bambu itu berisi bubur kacang hijau atau serawe.
Itu lah sekelumit cerita anak-anak yang lahir tahun 70-80 an. Belum ada Hp atau tablet. Tapi keceriaan waktu itu begitu membekas, sampai sekarang bahkan sampai meninggal nanti.
Putri Nurhidayati