Cerita Pesugihan Kandang Bubrah, Tak Pakai Tumbal tapi Harus Lakukan Ini di Rumah
Pesugihan Kandang Bubrah--
Namun, versi kedua yang lebih populer saat ini menegaskan bahwa kandang bubrah tidak menuntut tumbal nyawa.
Sebagai gantinya, pelaku hanya diwajibkan merenovasi rumah secara berkala, minimal setahun sekali dan paling lama tiga tahun sekali.
Renovasi tersebut tidak boleh berhenti, karena rumah itu dipercaya menjadi “tempat tinggal” makhluk halus pemberi kekayaan.
Ritual Renovasi Rumah
Hal utamad alam pesugihan kandang bubrah adalah membangun atau merenovasi rumah tanpa henti.
Rumah tidak boleh dianggap selesai. Bahkan jika sudah terlihat kokoh dan megah, pemiliknya tetap harus melakukan perombakan entah menambah ruangan, mengganti cat, memperluas bangunan, atau sekadar memperbaiki bagian tertentu.
Mengapa harus begitu? Konon, makhluk halus yang menjadi penolong dalam pesugihan ini merasa nyaman tinggal di rumah yang selalu baru.
Energi dari rumah yang terus diperbaiki dianggap sebagai “imbalan” non-nyawa yang harus dipenuhi.
Apabila aturan ini dilanggar, dipercaya pelaku pesugihan akan mengalami kesialan, mulai dari bangkrut, kehilangan harta, hingga musibah yang merenggut nyawa.
Mengapa Disebut Kandang Bubrah?
Nama kandang bubrah muncul karena rumah pelaku selalu dalam kondisi seperti kandang yang rusak atau belum selesai. Setiap tahun, ada saja bagian rumah yang dibongkar lalu dibangun kembali. Hasilnya, rumah tidak pernah benar-benar utuh dan selesai.
Fenomena ini sekaligus menjadi ciri khas: siapa saja yang menjalani pesugihan ini, biasanya rumahnya selalu tampak dalam kondisi renovasi.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca di Surabaya Mulai 11 September hingga 20 September 2025
Perspektif Masyarakat
Bgi sebagian kalangan, pesugihan kandang bubrah hanyalah cerita mitos turun-temurun. Namun, ada juga yang meyakini bahwa praktik ini benar-benar ada.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


