Berkat Inovasinya, Warga Rawa Indah Ini Didatangi Staf Kementan RI
RbtvCamkoha - Masyarakat Kabupaten Seluma mungkin tidak asing dengan warga Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo yang satu ini.
Adalah Turiman Djarot atau yang biasa disapa Mas Djarot. Pria Kelahiran Lampung pada 5 April 1979 silam dan telah dikaruniai tiga orang anak ini, mendadak menjadi sorotan Ditjen Pengendalian Hama Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, karena telah mampu menciptakan produk unggulan untuk membantu masyarakat petani baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Produk inovasi yang diciptakannya yakni berupa Proboost, Serum Lactobacilus Asam Laktat, Asam Amino dan Eco Enzyme yang difermentasikan menjadi 8 turunan produk lainnya yang dihasilkan, salah satunya yang digunakan petani untuk mengendalikan hama.
Namun banyak produk lain yang dapat dikonsumsi manusia, seperti sampah dari cangkang kacang Sacha inchi (Plukenetia volubilis), kemudian disulapnya menjadi minuman herbal dan kini mulai diminati oleh masyarakat, lantaran dipercaya mampu mengurangi kolesterol dalam tubuh.
Pria lulusan STM Otomotif dan pernah berkecimpung menjadi karyawan di PLN ini, membanting stir menjadi seorang petani, karena merasa lebih nyaman menikmati hidupnya.
Selama berproses meninggalkan pekerjaan lamanya, ia tak luput dari jatuh bangunnya dalam berinovasi, karena ilmu yang ia dapat, hanya bermodalkan otodidak membaca artikel melalui internet dan dipraktekkannya ke tanaman sayuran dan buah-buahan yang memenuhi pekarangan rumahnya, sebelum akhirnya berhasil membuahkan hasil yang memuaskan.
\"Saya lulusan STM Otomotif mas, pernah bekerja di PLN tapi saya sekarang lebih nyaman menjadi petani sekarang, awalnya saya ciptakan Proboost, Serum Lactobacilus asam laktat, Asam Amino dan Eco Enzyme ini secara otodidak mas, lewat artikel Internet dan saya praktekan ke tanaman saya dan hasilnya Alhamdulillah memuaskan, untuk meningkatkan hasil panen atau untuk pengendalian hama,\" tutur Turiman Djarot.
Karyanya kini mulai melejit, dan mulai dipasarkan antar pulau dan antar negara setelah kalangan dosen yang bergelar doktor hingga profesor mengakui kejeniusannya.
Bahkan menariknya tidak sedikit laboratorium sejumlah kampus yang ingin mengklaim hasil karyanya, namun ditolaknya meski diiming-imingi pundi-pundi rupiah ratusan juta, dan memilih bersama masyarakat petani membangun petani berswasembada mandiri.
Sejak didirikan sebuah Klinik PHT Barokah, yang berada di bawah naungan UPTD Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, tim monitoring dan evaluasi (monev) Ditjen Pengendalian Hama Tanaman Pangan tim staf Ditjen Pengendalian Hama, Jumat sore (16/9) sekitar pukul 16.00 WIB melakukan peninjauannya, dan memeriksa seluruh produk unggulan ciptaannya dengan didampingi tim DTPHP Provinsi Bengkulu dan Dinas Pertanian Kabupaten Seluma.
\"Iya tujuan kita ke rumah Pak Djarot ini salah satu kegiatan monitoring dan evaluasi kita, direktorat perlindungan tanaman pangan yang kebetulan mempunyai kegiatan untuk melihat sejauh mana produk yang dihasilkan pak Djarot ini dalam pengendalian hama tanaman pangan,\" ujar Eko Setyoko, selaku Kasi pengendalian OPT Serealia, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI.
Sementara itu, ke Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma Arian Sosial mengatakan pihaknya akan membantu mengembangkan produk usahanya, dengan menggandeng sejumlah rekanan atau mitra yang memproduksi barang sejenisnya untuk membuka cabang perusahaannya di Kabupaten Seluma.
\"Kreativitas mas Djarot ini kan banyak sekali, nanti mana-mana produk yang bisa ditumbuh kembangkan akan kita eksplore dan rekanan atau mitra yang sama-sama memproduksi hal serupa, siapa tahu tertarik dan mengembangkan bersama usaha ini untuk segi pemasarannya dengan membuka cabang perusahaan di Kabupaten Seluma ini,\" terang Arian Sosial.
(Hari Adiyono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: