Iklan RBTV Dalam Berita

Tokoh PKI Misterius di G30S Sjam Kamaruzaman, Punya 5 Nama Samaran dan Dianggap Pengkhianat

Tokoh PKI Misterius di G30S Sjam Kamaruzaman, Punya 5 Nama Samaran dan Dianggap Pengkhianat

Sjam kamaruzaman--

Setelah sempat menghilang, Sjam akhirnya muncul dua tahun setelah gerakan gagal. Pada Juli 1967, ia menjadi saksi bagi Sekjen PKI Sudisman. Ia pun akhirnya sempat dipenjara di LP Cipinang.

Ada pun saat diinterogasi oleh polisi militer, Sjam setidaknya memiliki lima nama alias Sjam: Djimin, Sjamsudin, Ali Mochtar, Ali Sastra, dan Karman. Ketika menulis surat perpisahan untuk adiknya, Latifah, setahun sebelum dieksekusi pada 1986, Sjam menandatangani surat itu dengan nama Rusman.

BACA JUGA:Kisah Penumpasan PKI, Ada yang Kebal Peluru, Tumbang Setelah Peluru Diusapkan ke Tanah

Sementara itu, menurut kawan Sjam, Hamim yang sempat dipenjara di Cipinang, Sjam adalah seorang pengkhianat. Baginya, omongan Sjam tidak bisa dipegang. Selain itu, Hamim mengatakan bahwa Sjam dieksekusi pada 1986.

Namun hingga kini sosok Sjam masih misterius. Kematiannya menjadi misteri. Tak ada kuburan penanda jasadnya. Bahkan keluarganya tak pernah diberi tahu perihal jenazah atau kuburnya. Selain itu, peran Sjam dalam PKI dan lobi-lobinya dengan tentara juga masih misterius.

 

Siapa Sebenarnya Sjam Kamaruzaman?

 

Sjam Kamaruzaman adalah seorang anggota kunci Partai Komunis Indonesia (PKI), dilahirkan di Tuban, Jawa Timur, pada tanggal 30 April 1924. Ia meninggal di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada tanggal 30 September 1986. 

Sjam mengawali pendidikannya di sekolah dasar dan menengah sebelum melanjutkan ke sekolah agronomi di Surabaya. Namun, ia memutuskan untuk meninggalkan studinya sebelum lulus dan pergi ke Yogyakarta. Di sana, Sjam terlibat dalam sekolah bisnis, yang membentuk landasan awal pengembangan bakatnya.

Selama masa muda Sjam, ia bergabung dengan kelompok Pathuk, sebuah kelompok pemuda yang melawan pendudukan Jepang di sekitar distrik Pathuk di Yogyakarta. Dalam perjuangannya melawan penjajah, Sjam menunjukkan keberanian dan semangat yang luar biasa.

Setelah berbagai pengalaman hidup yang beragam, Sjam mendapatkan pekerjaan di Departemen Informasi dan menetap di Jalan Guntur. Pada tahun 1947-1948, Sjam menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang menandai awal kontribusinya dalam pemerintahan.

BACA JUGA:Teriakan Terakhir Letkol Untung Dalang G30S PKI Jelang Dieksekusi Regu Tembak, Ini yang Diucapkan

Namun, panggilan untuk memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial membawa Sjam ke jalan yang berbeda. Antara tahun 1948-1950, ia menjadi organisator persatuan buruh, mewakili kaum pekerja dan berjuang untuk meningkatkan kondisi mereka.

Pada tahun 1949, Sjam bergabung dengan Partai Komunias Indonesia (PKI), sebuah partai yang mengadvokasi kesetaraan sosial dan keadilan bagi rakyat Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: