Kisah Seorang Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Meneteskan Air Mata
Ilustrasi. Kisah sahabat walaupun miskin namun tetap berpegang pada hukum Islam--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ada banyak kisah sahabat Nabi Muhamma SAW yang sarat dengan pelajaran. Salah satunya kisah hidup seorang sahabat yang bernama Abu Dujanah.
Abu Dujanah radhiallahu 'anhu (RA), sahabat Nabi dari kabilah Khazraj (wafat 632). Beliau syahid dalam perang Yamamah ketika memerangi nabi palsu Musailamah al-Kadzab.
Selain dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara haram.
Abu Dujanah juga selalu hadir dalam sholat berjemaah bersama Rasulullah. Diam-diam Nabi Muhammad memperhatikan kebiasaan Abu Dujanah setiap usai sholat subuh.
BACA JUGA:Lebong Memang Kaya, Berlimpah Emas dan Sekarang Jadi Lumbung Energi Panas Bumi
Salah satu yang menjadi perhatian Nabi Muhammad, kebiasaan Abu Dujanah tidak ikut berdoa usai sholat subuh. Padahal doa itu dipanjatkan oleh Rasulullah.
Penasaran dengan kebiasaan itu, suatu waktu Rasulullah menanyakannya langsung kepada Abu Dujanah.
"Mengapa setiap kali kamu terburu-buru pulang dari jamaah shubuh. Apakah engkau tidak memiliki permintaan kepada Allah sehingga tidak pernah menungguku selesai berdoa. Ada apa?," tanya Nabi.
Tentu saja Abu Dujanah terkejut dengan pertanyaan Nabi. Dia tidak mengira jika kebiasaannya itu diperhatikan Nabi. Abu Dujanah kemudian menjawab alasan dia selalu terburu pulang setelah sholat subuh.
"Bagini ya Rasulullah. Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.”
"Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan, kurang makan. Saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya."
BACA JUGA:Kisah Gagah Berani 19 Santri, Ayunan Pedangnya Membuat Ribuan Orang PKI Lari Terbirit-birit
"Satu saat, kami agak terlambat pulang. Ada anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami semalam."
“Mengetahui itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut anakku itu. Kami keluarkan apa pun yang ada di sana. Kami katakan, 'Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.' Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan,”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: