Anak Kejang Saat Demam? Jangan Panik, Ada 7 Penyebab dan Begini Cara Mengatasinya
--
Jika kondisi kejangnya parah, mungkin bayi akan tampak diam mematung, terlihat seperti tidak bernafas, bibir membiru, mulut mengeluarkan busa, dan terkadang muntah. Kemudian saat kejangnya hampir selesai, ia mungkin akan buang air kecil atau besar.
1. Jika Anak mengalami kejang lakukan ini sebagai pertolongan pertama dalam mengatasi kejang, baringkan bayi pada tempat yang datar seperti kasur atau lantai. Pastikan tidak ada benda-benda berbahaya di dekatnya.
2. Baringkan tubuhnya menyamping agar air liur atau jika ia muntah tidak masuk ke saluran napasnya. Longgarkan atau buka pakaiannya agar ia dapat bernapas dengan lebih nyaman.
3. Jangan memasukkan benda, makanan, atau minuman apapun ke dalam mulutnya karena dapat membuatnya tersedak. Hindari juga untuk membuka paksa mulut bayi.
4. Jangan memegang tangan dan kaki bayi dengan paksa, karena dapat menyebabkan tulangnya patah.
5. Ukur suhu tubuh, hitung durasi, dan amati apa yang terjadi saat bayi mengalami kejang. Informasi ini akan sangat berguna untuk diberikan kepada dokter.
6. Tunggu hingga kejangnya berangsur reda, lalu biarkan ia istirahat dan tidur hingga terbangun sendiri. Biasanya setelah selesai kejang, bayi akan lelah, belum sepenuhnya sadar, atau mengantuk. Bawa bayi ke dokter secepat mungkin untuk dilakukan pemeriksaan dan mengetahui penyebabnya.
BACA JUGA:Konsumsi Makanan Ini Selama Kehamilan agar Bayi Lahir Putih Bersih
Penyebab Kejang pada Bayi, kejang adalah gangguan aktivitas listrik di otak yang terjadi secara spontan dan dan tidak terkendali, beberapa faktor penyebab kejang pada bayi antara lain:
• Demam tinggi: Demam lebih dari 38°C dapat menyebabkan kejang demam (disebut febrile seizure), yang terjadi ketika suhu tubuh naik secara tiba-tiba dan menyebabkan otak mengalami ketidakseimbangan kimia.
• Genetik: diduga faktor genetik atau keturunan dari orang tua dapat meningkatkan risiko seorang anak memiliki kejang.
• Efek samping obat: Beberapa obat tertentu seperti antibiotik, antidepresan, atau antihistamin dapat menyebabkan kejang sebagai efek sampingnya.
• Gangguan pada otak: Beberapa kondisi yang mempengaruhi otak bayi seperti kelainan bawaan, kerusakan otak karena cedera lahir, atau kekurangan oksigen dapat menyebabkan kejang.
• Infeksi: Infeksi pada otak atau tubuh bayi seperti meningitis, ensefalitis, atau infeksi saluran kemih dapat menyebabkan kejang. Ini disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf yang memicu sinyal yang salah ke otak.
• Ketidakseimbangan elektrolit: Ketidakseimbangan elektrolit seperti rendahnya kadar gula darah atau kadar natrium yang rendah dapat memicu kejang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: