4 Mitos Tentang Mie Instant yang Perlu Kamu Ketahui, Jangan Mudah Percaya HOAX ya
4 Mitos Tentang Mie Instant yang Perlu Kamu Ketahui--Foto istimewa
Mie instan tidak hanya dibuat dengan bahan-bahan berkualitas tinggi dan pilihan terbaik, seperti tepung terigu yang telah difortifikasi dengan zat besi, zinc, vitamin B1, B2, dan asam folat, tetapi juga melibatkan bumbu-bumbu segar seperti bawang merah, cabe merah, bawang putih, dan rempah-rempah yang dipilih secara teliti.
Selain itu, proses pembuatannya, termasuk pengeringan menggunakan metode hot air drying atau deep frying, dijalankan dengan serius untuk menjaga kenyalitas mie instan sehingga tidak mudah putus.
Penting untuk dicatat bahwa mie instan diproduksi tanpa mengandung karet, menambahkan keamanan dan kebersihan produk. Dengan kombinasi bahan-bahan berkualitas dan proses pembuatan yang cermat, mie instan tidak hanya memberikan kemudahan dan kelezatan dalam setiap sajian, tetapi juga memastikan standar keamanan yang tinggi untuk konsumen.
BACA JUGA:GIIAS 2023, KIA Luncurkan Mobil Listrik SUV EV9 yang Penuh dengan Fitur dan Teknologi Canggih
4. Mie Instant Terbuat Dari Lilin
Lilin memainkan peran penting sebagai senyawa inert dalam melindungi makanan dari kelembaban dan pembusukan yang cepat. Sifat lilin ini juga ditemukan secara alami pada beberapa jenis makanan, seperti apel atau kubis.
Sebagai contoh, kubis yang dicuci dengan air tidak langsung menjadi basah, dan apel yang digosok akan menghasilkan kilap pada permukaannya. Ini adalah efek dari lilin alami yang ada pada makanan tersebut, diciptakan oleh alam untuk melindungi mereka. Sebaliknya, mie instan, sebagai produk mie kering, tidak memerlukan lilin secara langsung. Air yang menguning saat memasak mie instan sebenarnya berasal dari proses deep frying yang melibatkan kadar minyak tinggi.
Proses deep frying ini dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam mie instan hingga mencapai titik terendah, sehingga meningkatkan daya tahan produk tersebut. Kadar minyak yang tersisa pada mie instan memberikan kilap pada permukaannya, dan air rebusan menjadi berwarna kuning dan berminyak.
Melalui proses ini, minyak yang terkandung pada mie instan membantu memisahkan zat-zat tidak berguna, sehingga yang tersisa adalah zat-zat yang benar-benar diperlukan oleh tubuh. Dengan cara ini, mie instan tidak hanya mempertahankan keawetan dan kemilauannya, tetapi juga menyajikan kandungan nutrisi yang lebih terfokus dan bermanfaat bagi konsumennya.
5. Air Masak Mie Harus di Ganti
Hal ini tidak perlu dilakukan meskipun sebagian vitamin larut dalam air dapat keluar ke air rebusan pertama saat memasak mie, membuangnya tidak berarti kehilangan seluruh kandungan nutrisi dalam mie. Minyak dan bumbu memberikan rasa dan kelezatan, sehingga mempertahankan air rebusan pertama bisa menjaga rasa yang kaya. Tetapi, selalu disarankan untuk membaca petunjuk pada kemasan dan menyesuaikan praktik memasak sesuai dengan preferensi dan kebutuhan nutrisi masing-masing individu.
Mitos seputar mie instan sering kali melibatkan keamanan dan nilai gizi. Beberapa orang menganggap mie instan mengandung bahan berbahaya, tetapi sebagian besar produk mengikuti standar keamanan pangan. Ada pula mitos terkait dengan nilai gizi, di mana sebenarnya mie instan menyediakan karbohidrat, protein, dan beberapa vitamin. Penting untuk memahami bahwa dengan konsumsi yang seimbang, mie instan dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat.
BACA JUGA:Harganya hanya Rp 5,5 Juta, Motor Listrik Exotic Sterrato Bisa Tempuh 55 Km Sekali Cas Baterai
(Sheila Silvina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: