Ini 12 Tradisi Perayaan Imlek, Cek juga Lokasi dan Jadwal Pertunjukan Barongsai di Malang
Tradisi Imlek dan tempat nonton barongsai di Malang--
Salah satu ciri khas dalam setiap perayaan Imlek adalah warna merah. Selain melambangkan kekuatan, kesejahteraan, serta membawa hoki, warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian, sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung yang keluar saat musim semi atau saat Imlek.
BACA JUGA:Limit Pinjaman KUR 2024 Semua Bank, Ada 0 Persen Bunga dan Bisa Bayar Sesuai Kemampuan
Sejarahnya, dahulu kala pada masa China kuno, ada cerita seorang kakek mengusir Nian. Di antara cara yang digunakan adalah menebar warna merah.
Nian yang merupakan makhluk buas serupa kucing sendiri dipercaya datang untuk mengganggu manusia.
Itulah sejarhanya, mengapa masyarakat Tionghoa menghias rumah, menggunakan pakaian, serta aksesoris berwarna merah saat Imlek.
4. Kue Keranjang dan Hidangan Khas Imlek Lainnya
Kurang lengkap rasanya jika pada perayaan Imlek tidak ditemukan sajian khasnya. Sajian Imlek yang wajib ada adalah kue keranjang dan jeruk.
Kue keranjang merupakan kue yang dihidangkan sebagai sajian untuk Dewa Tungku yang diharapkan membawa laporan yang baik kepada Raja Sorga (Giok Hong Siang Te).
BACA JUGA:Cara Cairkan Dana Segar Rp 15 Juta Pinjol, Silakan Buka di Aplikasi Resmi Pemerintah Berikut
Bagi masyarakat Tionghoa, makanan yang disajikan saat Imlek minimal terdiri dari 12 jenis makanan yang melambangkan 12 macam shio. Selain melambangkan shio, masing-masing makanan tersebut juga memiliki makna tersendiri.
Misalnya, ayam utuh melambangkan kemakmuran keluarga, mie panjang yang melambangkan panjang umur yang cara menyantapnya tidak boleh dipotong, serta kue lapis legit yang mengartikan rezeki yang berlapis-lapis.
5. Tak Ada Bubur
Bubur menjadi makanan yang pantang disajikan ketika Imlek. Sebab, bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan.
6. Dilarang Membalik Ikan Saat Menyantapnya
Dalam tradisi Imlek, dilarang mengambil daging ikan pada bagian bawah. Tidak hanya itu, masyarakat Tionghoa percaya harus menyisakan ikan yang disantap untuk dinikmati keesokan harinya. Kebiasaan ini melambangkan dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: