Sangat Dilarang, Benarkah Pernikahan Sedarah Menghasilkan Anak Cacat? Bikin Penasaran
Alasan pernikahan sedarah dilarang dan akibatnya--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sangat dilarang, benarkah pernikahan sedarah menghasilkan anak cacat? Bikin penasaran.
Pertanyaan mengenai potensi cacat atau masalah kesehatan pada anak hasil pernikahan sedarah sering muncul, dan jawabannya melibatkan aspek normatif, agama, dan risiko kesehatan genetik yang signifikan.
Inses atau pernikahan sedarah umumnya dianggap sebagai tindakan terlarang dalam berbagai kebudayaan manusia, bukan hanya karena bertentangan dengan norma dan ajaran agama, tetapi juga karena potensi risiko kesehatan yang tinggi yang dapat dihadapi keturunan dari perkawinan tersebut.
BACA JUGA:KUR BCA 2024 Tanpa Jaminan, Proses Cair Cepat dan Ini Tabel Cicilan Pinjaman Rp 5-50 Juta
Pernikahan sedarah melibatkan dua individu yang masih berada dalam satu garis keturunan atau keluarga, dan ini dapat memberikan dampak serius terutama dalam hal keragaman genetik.
Anak yang lahir dari perkawinan sedarah memiliki keragaman genetik yang sangat minim dari DNA-nya karena kurangnya variasi alel (varian gen). Hal ini dapat meningkatkan peluang terjadinya penyakit genetik langka dan melemahkan sistem kekebalan tubuh anak.
Sistem kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh Major Histocompatibility Complex (MHC), yang merupakan sekelompok gen yang berperan sebagai penangkal penyakit. Untuk bekerja secara optimal, MHC memerlukan keanekaragaman alel sebanyak mungkin.
BACA JUGA:Suami Wajib Tahu, Ini 7 Ciri Istri Pembawa Rezeki, Nomor 3 Suka Sedekah
Anak hasil hubungan sedarah dengan keragaman alel yang terbatas akan mengalami kesulitan dalam mendeteksi zat-zat asing, sehingga meningkatkan risiko jatuh sakit.
Selain itu, pernikahan sedarah juga dapat menyebabkan peningkatan risiko infertilitas pada orangtua maupun keturunannya.
Risiko cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, tubuh kerdil, gangguan jantung, peningkatan risiko kanker, dan kematian neonatal juga dapat muncul sebagai dampak dari perkawinan sedarah.
Studi bahkan menunjukkan bahwa 40% anak hasil hubungan sedarah tingkat pertama lahir dengan kekurangan intelektual yang parah.
BACA JUGA:KUR BNI Online 2024 Tanpa Jaminan, Ini Link dan Syarat Pengajuan Pinjaman Rp 20-50 Juta
Sebagai hasilnya, pertimbangan etika, agama, dan risiko kesehatan menjadi dasar bagi larangan dan stigma terhadap pernikahan sedarah di hampir semua kebudayaan manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: