Unik, Tradisi Piknik Iftar Saat Ramadan di India, Intip 5 Tradisi Unik Saat Ramadan di Berbagai Negara
Unik, Tradisi Piknik Iftar Saat Ramadan di India, Intip 5 Tradisi Unik Saat Ramadan di Berbagai Negara--foto:ist
Tradisi unik ini sempat terancam hilang pada tahun 1983 setelah invasi yang berujung pada penyitaan beberapa meriam karena dianggap senjata. Akan tetapi, tradisi ini berhasil dihidupkan kembali oleh Tentara Lebanon setelah perang dan masih berlanjut hingga saat ini.
BACA JUGA:Muslim Hati-hati, Ustaz Adi Hidayat Sebut Ada Golongan Orang yang Celaka Saat bulan Ramadan
3. Mengecat Rumah (Maroko)
Di Maroko, terdapat tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Berbeda dengan kebanyakan negara yang hanya mempersiapkan diri pada hari-hari menjelang Ramadhan, orang-orang di Maroko memulai persiapan mereka dua hingga tiga minggu sebelum memulai ibadah puasa. Salah satu tradisi yang mereka lakukan adalah mengecat rumah.
Selama dua hingga tiga minggu sebelum Ramadhan dimulai, mereka akan membersihkan rumah mereka dengan baik, merapikan peralatan makan, dan bahkan mengecat rumah mereka agar terlihat lebih bersih dan segar. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan memberikan suasana yang lebih nyaman selama menjalankan ibadah puasa. Bagi mereka, menjaga kebersihan merupakan sebagian dari iman dan hal ini dilakukan setiap tahunnya.
BACA JUGA:Muslim Hati-hati, Ustaz Adi Hidayat Sebut Ada Golongan Orang yang Celaka Saat bulan Ramadan
4. Menghias Jalan Dengan Lentera (Mesir)
Tiap tahun, masyarakat Mesir menyambut bulan suci Ramadhan dengan meriah melalui tradisi menyalakan fanous, yaitu lentera warna-warni yang melambangkan kegembiraan dan persatuan sepanjang bulan suci. Meskipun tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, namun menyalakan fanous erat kaitannya dengan Ramadhan yang memiliki makna spiritual.
Asal-usul tradisi ini diyakini bermula pada zaman dinasti Fatimiyah ketika rakyat Mesir menyambut kedatangan Khilafah Al-Mu’izz li-Din Allah di Kairo pada hari pertama Ramadhan. Untuk memberikan jalan yang terang bagi sang imam, para pejabat militer meminta penduduk setempat untuk membawa lilin di jalan-jalan yang gelap, di bingkai kayu agar aman dari kebakaran. Seiring berjalannya waktu, bingkai kayu tersebut berubah menjadi lentera berpola dan kini menjadi tradisi yang dipamerkan di seluruh negeri, menyinari bulan suci Ramadhan.
Saat ini, fanous sering diintegrasikan dengan tradisi lokal lainnya. Di bulan suci Ramadhan, anak-anak sering berjalan-jalan dengan lampion mereka, bernyanyi dan meminta hadiah serta permen.
BACA JUGA:Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadan, Ini Kata Buya Yahya
5. Meminta Permen Sambil Bernyanyi (Uni Emirat Arab)
Tradisi haq al laila dilakukan pada tanggal 15 Sya’ban, bulan sebelum Ramadhan, dan banyak dipraktekkan di negara-negara Teluk. Tradisi ini sering dibandingkan dengan kebiasaan Barat dalam trick-or-treat pada hari Halloween.
Pada tanggal 15 Sya’ban, anak-anak di Uni Emirat Arab berkeliaran di sekitar lingkungan mereka dengan pakaian cerah, sambil mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam tas jinjing yang disebut kharyta, semuanya sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional lokal. Lagu Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum, yang artinya “Berikan kepada kami, dan Allah akan membalas Anda dan kelak membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Mekah”, berkumandang di jalan-jalan saat anak-anak dengan semangat mengumpulkan hadiah mereka.
Di Uni Emirat Arab, selebrasi ini dianggap sebagai bagian integral dari identitas nasional Emirat. Pada masyarakat modern saat ini, tradisi haq al laila menilik pentingnya ikatan sosial yang kuat dan nilai-nilai kekeluargaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: