Iklan RBTV Dalam Berita

Bagaimana Dampak Halving Bitcoin? Begini Pandangan Interim Country Manager Luno Indonesia

Bagaimana Dampak Halving Bitcoin? Begini Pandangan Interim Country Manager Luno Indonesia

Dampak halving bitcoin yang perlu dipahami--

Sementara itu, Interim Country Manager Luno Indonesia, Aditya Wirawan, menjelaskan, “Mekanisme halving telah diatur dalam algoritma yang ada di jaringan Bitcoin sebagai langkah untuk mengurangi inflasi. 

Tidak ada jaminan dan tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga Bitcoin akan turun, naik atau tetap sama setelah halving di bulan April ini.”

Banyak analis meyakini bahwa halving tidak akan banyak berdampak pada harga Bitcoin. “Bahkan jika Anda meyakini bahwa halving merupakan faktor pendorong utama dari kenaikan harga Bitcoin, tidak ada jaminan bahwa hal ini akan terus terjadi di masa depan,” jelas Aditya.

Beberapa bulan menjelang halving, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin pertama di AS telah disetujui dan lebih dari US$6 miliar (setara Rp95 triliun) aliran dana telah masuk ke ETF Bitcoin. Harga tertinggi Bitcoin senilai lebih dari Rp1 miliar juga telah dicapai di bulan Maret di Luno.

BACA JUGA:Penasaran dengan Harta Karun? Berikut Daftar Alat Pencari Harta Karun yang Paling Banyak Digunakan

Bitcoin masih tergolong aset yang relatif baru. Dengan aliran dana masuk dari investasi institusional dan ETF, industri kripto saat ini sangat berbeda dengan situasi pada lima atau sepuluh tahun yang lalu. Siklus halving kali ini jelas terlihat berbeda dengan siklus-siklus halving sebelumnya.

Jika melihat kilas balik ketika halving pertama terjadi di tahun 2012 lalu, Bitcoin dihargai senilai US$12. Setelah peristiwa halving pertama tersebut, harga BTC melonjak naik dari US$12 ke kisaran US$1.000 di akhir 2013.

Halving kedua terjadi pada tanggal 9 Juli 2016 di mana bitcoin dihargai di kisaran US$640. Kemudian, pada bulan Juli 2017, harga Bitcoin naik ke level US$2.550.

Halving ketiga terjadi pada tanggal 11 Mei 2020, di mana Bitcoin dipertukarkan di level US$8.750. Satu tahun kemudian, harga Bitcoin melonjak hingga mencapai US$62.000.

Selain fluktuasi harga, halving tidak berdampak apapun terhadap jumlah dan sifat Bitcoin yang kamu miliki. Halving hanya berdampak pada imbalan yang akan diterima penambang Bitcoin.

BACA JUGA:Perusahaan Pemburu Harta Karun Terkenal di Dunia, Ada yang Menemukan Kargo Emas Senilai $6 Miliar

Pada halving pertama di tahun 2012, hanya terdapat 43.000 alamat Bitcoin. Pada halving kedua di tahun 2016, terdapat tujuh juta alamat dan kini telah terdapat lebih dari 46 juta alamat Bitcoin yang berisi lebih dari US$1 di dalamnya.

Keseluruhan persediaan Bitcoin tidak akan turun karena halving. Total persediaan akan selalu bertambah dan akan terus bertambah hingga mencapai batas 21 juta pada sekitar tahun 2140. 

Halving hanya mengerem kecepatan perilisan Bitcoin baru dengan memotong imbalan penambang sebuah langkah agar Bitcoin dapat mempertahankan kelangkaannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peristiwa halving Bitcoin 2024 merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah mata uang crypto ini. Halving Bitcoin dapat menyebabkan harga Bitcoin naik dalam jangka panjang, tetapi dapat menyebabkan volatilitas harga Bitcoin meningkat dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: