Puasa Asyura dan Tasua di Bulan Muharram, Ini Perbedaan dan Waktu Pelaksanaannya

2. Niat Puasa

Niat puasa Tasua dan puasa Asyura adalah dua hal mendasar yang tentu berbeda. Melalui artikel berikut, disajikan niat dua puasa tersebut.

Niat puasa Tasua: Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnatit Tasu’ai lillahi Ta’alaArtinya: “Saya niat puasa Tasua sunnah karena Allah Ta’ala.”

Niat puasa Asyura: Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Asyurai lillahi Ta’ala.Artinya: “Saya niat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta’ala.”

BACA JUGA:Puasa Asyura 10 Muharram, Berikut Keutamaan, Bacaan Niat dan Sejarahnya

3. Keutamaan

Mengerjakan amalan puasa Asyura di bulan Muharram tentu terdapat keutamaannya, mengingat sabda Nabi Muhammad SAW terkait bagaimana dianjurkannya melaksanakan ibadah tersebut.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, sebagaimana dilansir dari website MUI (Majelis Ulama Indonesia), bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu”

Lebih lanjut, sabda Nabi Muhammad SAW menerangkan perihal dua ibadah puasa di bulan Muharram yang sungguh dimuliakan Allah SWT.

“Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram. Dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR Muslim).

BACA JUGA:Doa dan Niat Puasa Muharram 1446 H /2024, Catat Jadwalnya

Perlu diketahui, anjuran puasa Asyura tidak lepas dari peristiwa hijrah Rasulullah SAW saat bertemu kaum Yahudi yang sedang berpuasa di hari tersebut, dimana sebagai hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan pasukannya.

Sebelum puasa Asyura, hendaknya diawali dengan puasa Tasua pada hari kesembilan Muharram, sebagai pembeda dari cara ibadah kaum Yahudi maupun Nasrani.

Tata Cara Puasa Asyura

Sumber: