Iklan dempo dalam berita

Beredar Kabar, Anak Tertua Pelaku Penganiayaan Polisi Berkeliaran dengan Menenteng Sajam

Beredar Kabar, Anak Tertua Pelaku Penganiayaan Polisi Berkeliaran dengan Menenteng Sajam

Satu pelaku penganiayaan di Seluma masih berkeliaran di kebun warga--

SELUMA, RBTVCAMKOHA.COM - Sejumlah petani kopi yang berkebun di sekitar lokasi kejadian penganiayaan terhadap 2 orang petani kopi dan anggota Polres Seluma, dibuat resah, dan mengurungkan niatnya untuk pergi berkebun.

Ini lantaran kakak tertua berinisial JK (16) yang ikut menjadi terduga pelaku penganiayaan bersama bapaknya almarhum Ardan masih berkeliaran sembari menenteng senjata tajam jenis parang.

JK diperkirakan menderita luka pasca melakukan penyerangan terhadap polisi Jumat malam.

BACA JUGA:Pasca Menyerahkan Diri, Apakah Anak Pelaku Penganiayaan Polisi Dapat Pendampingan?

Hal ini diungkapkan Yahrun (42) salah seorang anggota keluarga korban, petani kopi yang berdomisili di Kelurahan Puguk Kecamatan Seluma Utara, setelah menerima keterangan RK (13) usai dimintai keterangan pihak kepolisian.

"Jelas kini meresahkan kami masyarakat petani kopi, karena memang dari keterangan RK adiknya ke polisi, setelah menyerahkan diri ke warga, kalau JK selaku kakaknya itu berteduh di pondok saya, yang jaraknya sekitar 1 km dari lokasi pondok kebunnya. Apalagi di pondok saya ada beras dan perlengkapan kebun lainnya," terang Yahrun.

BACA JUGA:Butuh Biaya Operasi, Keluarga Petani Kopi Korban Penganiayaan di Seluma Buka Penggalangan Dana

Sementara itu, menurut keterangan Mulyani yang tak luput menjadi korban penganiayaan, selain bapaknya yakni Almarhum Ardan, sang anak yang berinisial JK (16) yang merupakan anak tertua tersangka, ikut menyerangnya dan anak kandungnya bernama Indi Supriadi (36), hingga membuat anaknya terluka parah saat kejadian pada Kamis sore 1 Agustus 2024.

"Iya, kalau anak tertua mendiang Ardan itu yang ikut menyerang saya waktu Kamis sore kemarin, sampai anak saya terluka parah," terang Mulyadi.

Lanjutnya, motif dari peristiwa penganiayaan yang dialaminya, Mulyadi saat dijumpai di kediamannya menceritakan kronologis kejadian awal mulanya.

BACA JUGA:Misteri Terowongan Rahasia di Danau Singkarak, Konon Berbau Mistis

Ketika itu, Mulyadi bertanding ke pondok anaknya Indi Supriadi untuk membantu mengukur lahan. Lantas tiba-tiba datang almarhum Ardan tersangka utama, bersama 2 anak laki-lakinya menyerang membabi-buta, tanpa alasan yang masuk akal.

"Awalnya saya datang ke pondok kebun anak saya Indi Supriadi untuk membantu mengukur lahan. Pas sedang mengobrol datanglah Ardan bersama kedua anaknya, dengan menuduh anak saya macam-macam, dan langsung Ardan dan anak tertuanya menyerang anak saya. Kemudian Ardan ikut menyerang saya, pas saya terjatuh tersandung bambu, Ardan bergulat dengan saya walaupun tangan saya sudah terluka," terang Mulyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: