Setiap Tahun 6.000 Gempa dengan Magnitudo dan Kedalaman yang Bervariasi, Ini Bedanya dengan Megathrust
Dalam satu tahun Indonesia dilanda 6.000 kali gempa--
Gempa megathrust dapat menyebabkan likuefaksi, tanah longsor, dan tsunami, terutama jika pusat gempa berada di bawah laut.
Gerakan vertikal yang signifikan dari lempeng yang bertubrukan dapat mengakibatkan pengangkatan atau penurunan dasar laut, yang pada gilirannya memicu gelombang tsunami yang besar dan mematikan.
Tinggi gelombang tsunami yang dihasilkan oleh gempa megathrust dapat mencapai puluhan meter, dan dalam waktu singkat, gelombang tersebut dapat menyapu wilayah pesisir, menyebabkan kehancuran yang luas.
BACA JUGA:BKPM Umumkan 110 Formasi CPNS 2024 dengan Tawaran Gaji Capai Rp 8,5 Juta, Ini Persyaratannya
Dampak dan Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa
Baik gempa biasa maupun gempa megathrust, keduanya memerlukan kesadaran dan kesiapsiagaan yang tinggi dari masyarakat dan pemerintah untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
Daryono menekankan bahwa posisi Indonesia yang dikepung dari berbagai arah oleh tekanan lempeng Asia Pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia menjadikan negara ini rentan terhadap berbagai jenis gempa.
Selain itu, masih banyak sumber gempa yang belum terpetakan, termasuk gempa-gempa dengan kedalaman lebih dari 300 km di bawah laut, yang sampai saat ini pemicunya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
BMKG terus mengembangkan sistem monitoring gempa dengan menambah jumlah sensor. Saat ini, terdapat 553 sensor gempa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan sistem monitoring yang semakin rapat, BMKG berharap dapat mendeteksi hingga 10.000 gempa dalam setahun.
BACA JUGA:BMKG Keluarkan Peringatan Dini Waspada Cuaca Ekstrem, Ini 16 Provinsi yang Diguyur Hujan Lebat
Meskipun begitu, peningkatan frekuensi aktivitas seismik belum tentu sepenuhnya terkait dengan penambahan sensor, karena hal tersebut dilakukan sejak tahun 2019.
Indonesia adalah negara dengan aktivitas kegempaan yang tinggi, dengan rata-rata 6.000 gempa terjadi setiap tahunnya.
Gempa-gempa ini bervariasi dalam hal magnitudo dan kedalaman, yang menyebabkan risiko yang berbeda-beda.
Gempa megathrust, yang terjadi di zona subduksi dan memiliki kekuatan yang sangat besar, menjadi salah satu jenis gempa yang paling ditakuti karena potensi kerusakan yang sangat besar, termasuk kemungkinan terjadinya tsunami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: