Isu Gempa Megathrust Bikin Tidur Tak Nyenyak, Siaga Dengar Pentungan sebagai Peringatan Dini Bencana
Kelurahan Malabero, salah satu kawasan pesisir pantai di Kota Bengkulu--
BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Isu gempa megathrust bikin tidur tak nyenyak, siaga dengar pentungan sebagai peringatan dini bencana.
Warga yang berada di kawasan pesisir pantai Bengkulu terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang dapat memicu tsunami.
Serangkaian sosialisasi dan pelatihan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga telah diikuti warga. Selain itu, telah dibentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) untuk mendukung kesiapan tersebut.
BACA JUGA:Kasihan Murid di Sekolah Ini, Jalannya Rusak, Setiap Hari Menghirup Debu
Sosialisasi yang diadakan oleh BPBD tidak hanya memberikan pemahaman tentang langkah-langkah menghadapi bencana saat terjadi, tetapi juga upaya bertahan setelahnya.
Salah satu titik kumpul evakuasi yang telah disiapkan adalah di Kantor Gubernur Bengkulu dan lokasi kedua di Padang Harapan, yang dinilai cukup lapang untuk menampung warga.
Lurah Lempuing, Guri Srihono, menyatakan bahwa jumlah penduduk di pesisir pantai Bengkulu mencapai sekitar lima ribuan. "Untuk data yang lebih valid, dapat diperoleh dari Dinas Kependudukan," ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihak pemerintah dan BPBD siap memberikan dukungan yang diperlukan, seperti penyediaan tenda, alat masak, dan dapur umum jika bencana megathrust benar-benar terjadi.
BACA JUGA:Bank Bengkulu Siapkan Rp300 M untuk Pinjaman Anggota DPRD, Berapa Limit Pinjamannya
“Kami hanya mengumpulkan data, sementara pihak pemerintah dan BPBD yang akan mengeksekusi kebutuhan di lapangan,” tambah Guri Srihono.
Tidak hanya di Kelurahan Lempuing, sosialisasi juga dilakukan di Kelurahan Malabro, yang dihuni oleh sekitar 2.281 jiwa.
Menurut salah seorang warga Kelurahan Malabro, Rina Melati, dia dan warga lainnya sudah melakukan persiapan.
Dari pelatihan mitigasi bencana, disiapkan metode pemanggilan warga menggunakan pentungan sebagai peringatan dini terjadinya bencana atau melalui informasi yang diumumkan di mesjid.
Sebab sistem peringatan dini di kantor gubernur mengalami kendala dan BPBD sebelumnya merencanakan pembangunan ruangan sistem peringatan baru di kantor kelurahan Malabro dengan bantuan dari Bank Dunia. Sayangnya rencana itu belum terealisasi sejak Februari lalu.
Meskipun kesiapan telah ditingkatkan, kecemasan warga tetap ada. Banyak yang sudah mengambil langkah preventif seperti menempatkan motor di luar rumah dan memastikan mereka tidak tidur terlalu nyenyak agar siap menghadapi potensi gempa sewaktu-waktu.
Namun, warga berharap sosialisasi lebih lanjut dilakukan untuk memastikan kesiapan penuh seluruh penduduk di kawasan pesisir pantai.
"Kami juga telah mengemas barang-barang penting dan berupaya untuk tetap waspada, meskipun isu gempa ini membuat tidur kami kurang nyenyak," ungkap Rina.
Suci Mayang Sari/ Siti Mardiyah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: