Iklan RBTV Dalam Berita

Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Ketua Umum IKA UPI Anggap Kementerian Pendidikan Lebih Menjanjikan

Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Ketua Umum IKA UPI Anggap Kementerian Pendidikan Lebih Menjanjikan

Ketua Umum IKA UPI, Enggartiasto Lukita--

Fauzan merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode 2005-2012. Tak banyak terdengar di tanah air, Stella Christie merupakan akademisi bidang cognitive science sekaligus guru besar Tsinghua University, Tiongkok.

BACA JUGA:Daftar Wamen Kabinet Prabowo-Gibran dengan Background Pengusaha, Ada Paman Nagita Slavina

Sebagai ketua organisasi alumni perguruan tinggi kependidikan, Enggar secara khusus berpesan agar dua kementerian pendidikan memberikan perhatian lebih kepada guru. Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi hendaknya mampu menyusun formulasi pendidikan guru yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan dunia digital.

"Sekarang ini tidak ada bedanya antara lulusan prodi kependidikan dan nonkependidikan. Untuk jadi guru sama-sama harus mengikuti pendidikan profesi guru (PPG). Kami mendesak agar pendidikan guru dikembalikan pada perintah undang-undang bahwa pemerintah berkewajiban memgembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) untuk menjamin efisiensi dan mutu pendidikan. Sekarang LPTK saja tidak jelas 'kelaminnya' karena siapapun bisa jadi guru tanpa harus belajar di LPTK," terangnya

BACA JUGA:4 Jenis Awan yang Menghasilkan Hujan, Ini Ciri dan Dampaknya

Lanjunya, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah harus mampu memetakan potensi guru di daerah, sehingga kelak terwujud pemerataan guru untuk setiap wilayah. Pemerataan dalam arti sebaran jumlah maupun kualitas dan kesejahteraan.

"Kami atas nama alumni UPI berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan guru ASN," ungkapnya

Selain itu, pihaknya juga berharap pada periode kepemimpinan ini dapat memperhatikan kesejahteraan guru hononer.

"Kami berharap pada periode kemimpinan pemeritah sekarang bisa memberikan perhatian kepada kesejahteraan guru honorer. Kami masih terus mendapat laporan bahwa sampai hari ini masih banyak guru yang  hanya digaji Rp 500 ribu per bulan. Ini miris sekali," pungkasnya

Septi Widiyarti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: