Viral! Fenomena Air Terjun di Gunung Merapi, Ternyata Ini Fakta dan Bahayanya
Penampakan air yang mengalir dari atas Gunung Merapi--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Viral! fenomena air terjun di gunung merapi, ternyata ini fakta dan bahaya dibaliknya. Media sosial kembali dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan adanya aliran air menyerupai air terjun di kawasan Gunung Merapi.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @jeepmerapi dan menjadi viral setelah diunggah ulang oleh akun @jogjaku dengan keterangan, "Driver jeep ini gak sengaja temukan air terjun di Gunung Merapi. Ada yang pernah lihat?".
Keterangan dalam unggahan tersebut juga memperingatkan bahwa lokasi air terjun tersebut berbahaya dan tidak disarankan untuk dikunjungi. Meski begitu, keindahan fenomena alam ini tetap berhasil menarik perhatian publik.
BACA JUGA:Tidak Dipukul, Maling yang Ditangkap Warga Ini Dikalungi Tulisan Saya Maling di Musholla Ar-Rahman
Penjelasan Ahli
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Muhammad Wahyudi, memberikan penjelasan terkait fenomena air terjun yang viral tersebut.
Menurut Wahyudi, kemunculan air terjun itu bersifat sementara dan hanya terjadi saat curah hujan tinggi di sekitar puncak Gunung Merapi.
"Air terjun yang muncul itu sifatnya hanya sementara, saat terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi di sekitar puncak Merapi," ungkap Wahyudi pada Rabu (20/11/2024).
Fenomena ini, lanjut Wahyudi, bukanlah hal baru. Aliran air yang terlihat seperti air terjun sebenarnya adalah limpahan air hujan yang mengalir dari puncak gunung. Hal serupa pernah terjadi sebelumnya, hanya saja video yang viral saat ini mengundang perhatian publik karena belum banyak orang yang mengetahuinya.
BACA JUGA:Video Syur Tersebar di Medsos, Wanita Muda Ini Jadi Korban Rayuan Maut Pacaran Online
Lokasi di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III
Fenomena air terjun yang terekam dalam video tersebut berada di hulu Kali Gendol, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasi ini diketahui masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Wahyudi menegaskan bahwa lokasi tersebut tidak direkomendasikan untuk dijadikan objek wisata karena sangat berbahaya. "Tidak direkomendasikan untuk wisata karena masuk KRB III," jelasnya.
Selain risiko bencana yang selalu mengintai, akses ke lokasi juga tidak mudah dan memerlukan kehati-hatian tinggi, terutama di musim hujan saat limpahan air cenderung meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: