Iklan RBTV Dalam Berita

Sejarah Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels yang Merupakan Jalan Raya Tertua di Indonesia

Sejarah Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels yang Merupakan Jalan Raya Tertua di Indonesia

Jalan Raya Pos ternyata jalan raya tertua di Indonesia--

Dia mengamati seluruh kondisi jalanan yang dilewati dan menilai bahwa infrastruktur daerah setempat kurang efektif untuk kepentingan militer maupun ekonomi. Tak lama kemudian, Daendels mengutus Kolonel von Lützow untuk melakukan survei dan memetakan jalanan Bogor-Cirebon.

Setelah hasil survei selesai, Daendels memulai proyek pertama pembangunan jalan raya pertama di Indonesia dari Bogor hingga Cirebon pada 29 April 1808. Proyek pembangunan Jalan Raya Pos selesai pada 25 Mei 1808 dan sudah bisa dilalui oleh kereta kuda.

Tidak puas dengan satu lokasi, pada bulan Mei 1808 Daendels mulai melanjutkan proyek pembangunan jalan di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa yang sekarang dikenal sebagai Jalur Pantura.

BACA JUGA:Libur Panjang Segera Tiba, Ini 10 Rekomendasi Objek Wisata di Lampung

Tercatat, proyek pembangunan jalan ini selesai di tahun 1810 dengan menggunakan teknologi dan teknik yang lebih modern (pada masanya). Di masa Kolonial Belanda, pembangunan Jalan Raya Pos adalah pembangunan infrastruktur yang paling besar dan tidak ada pembangunan jalan raya yang semegah jalan ini.

Hingga saat ini, pembangunan Jalan Raya Pos masih dinikmati oleh masyarakat dan menjadi salah satu jalur lalu lintas utama di Pulau Jawa.

BACA JUGA:Tips Lolos Rekrutmen PSDP TNI 2024 Khusus Tenaga Pertanian, Persiapkan Dirimu dari Sekarang

Masa Kelam Pembangunan Jalan Raya Pos

Pembangunan Jalan Raya Pos menjadi salah satu proyek mahakarya masa Kolonial Belanda yang masih dinikmati hingga saat ini. Namun berbagai sumber sejarah menjelaskan bahwa proyek ini merupakan aksi genosida dan kerja paksa yang dilakukan oleh Belanda kepada masyarakat Pulau Jawa.

Namun menurut Asvi Warman Adam dalam tulisannya di Majalan Tempo yang berjudul "Karya Raksasa Daendels", narasi tersebut hanya dibuat oleh lawan politik Daendels yang menuduh pembangunan pemerintah Kolonial tidak punya modal uang sama sekali.

Bahkan tak sedikit catatan sejarah yang menyebut sebanyak 12 ribu pekerja tewas, termasuk 500 pekerja di proyek Megamendung. Asvi berpendapat bahwa narasi itu harus diteliti lebih lanjut. Sebab, catatan sejarah yang menceritakan peristiwa tersebut ditulis oleh lawan politik Daendels.

BACA JUGA:Bingung Liburan Akhir Tahun Mau Kemana? Ini 12 Rekomendasi Objek Wisata di Lombok

Tujuan Pembangunan

Tujuan pembangunannya adalah untuk mempercepat komunikasi dan transportasi di sepanjang Pulau Jawa. Beberapa tujuan utamanya adalah:

1. Keamanan dan Pertahanan: Memperkuat pertahanan Pulau Jawa dari ancaman Inggris dengan mempercepat pergerakan pasukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: