Pesta Langit Malam Ini, Hujan 50 Meteor Per Jam dan Bulan Menjadi Redup, Ini Jadwalnya
Pesta Langit Malam Ini, Hujan 50 Meteor Per Jam dan Bulan Menjadi Redup, Ini Jadwalnya--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ada dua fenomena alam yang akan terjadi secara bersamaan malam ini, tanggal 5-6 Mei 2023, yaitu puncak hujan meteor Eta Aquarid dan Gerhana Bulan Penumbra.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan kedua peristiwa astronomi itu bisa disaksikan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:5-6 Mei Fenomena Penumbra, Ini Tata Cara Salat Gerhana Berjemaah dan Sendirian
Jika di akhir April 2023 kalian tidak sempat menyaksikan puncak hujan meteor Lyrid, maka ada kesempatan lain bagi pecinta astronomi mengamati fenomena serupa, yakni puncak hujan meteor Eta Aquarid.
Seperti namanya, seperti dirilis dari laman detik.com, hujan meteor ini dipanggil demikian karena mengacu pada terletak di bintang Eta Aquarid konstelasi Akuarius.
BACA JUGA:Gerhana Bulan Penumbra Berikan Efek Positif dan Negatif Bagi Zodiak Scorpio, Apa Saja ?
Sebagaimana dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, sumber hujan meteor tersebut berasal dari komet 1P/Halley yang mengorbit matahari dengan periode 76 tahun.
Adapun terkait intensitas saat di Zenit mencapai 50 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 237.600 km per jam. Eta Aquarid sudah aktif sejak 18 April-28 Mei dan puncaknya sekitar 6 Mei pagi hari.
Menurut Pusat Sains Antariksa BRIN, hujan meteor ini dapat disaksikan pada 6 Mei pukul 03.00 di arah timur dan mulai memudar seiring terbitnya matahari. Intensitas hujan meteor Eta Aquarid di Indonesia bervariasi antara 42-43 meteor per jam.
BACA JUGA:Allahu Akbar, 2 Fenomena Alam 6 Mei 2023, HUJAN METEOR dan GERHANA BULAN
Adapun, fase bulan saat hujan meteor tampak ada fase purnama 100% di belahan langit selatan dan terbenam di arah barat setelah matahari terbit. Sedangkan, elongasi lunar mencapai 114 derajat, sehingga hujan meteor tidak pengaruhi intervensi cahaya bulan.
Sementara pusat Sains Antariksa menyebutkan sepanjang tahun 2023 ada 13 kali fase purnama dengan dua fase purnama bertepatan dengan Gerhana Bulan Penumbra. Peristiwa ini masyarakat bisa amati pada 6 Mei.
BACA JUGA:Fenomena 2023. Setelah Gerhana Matahari, Juga akan Terjadi Gerhana Bulan Penumbra, Apa Itu?
Disampaikan bahwa gerhana bulan tidak dapat terjadi setiap bulan dikarenakan orbit bulan memiliki kemiringan sebesar lima derajat. Selain itu, durasi drakonis bulan (waktu yang dibutuhkan bulan untuk menempuh orbit dari simpul ke simpul yang sama) rata-rata lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan durasi sinodis bulan (waktu yang dibutuhkan bulan agar kembali segaris dengan matahari).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: