Kisah Kehebatan Abah Sarji, Meninggal Usia 102 Tahun, Punya Ilmu Kanuragan Ajian Perkara
Abah Sarji yang disebut memiliki ilmu kanuragan dan berusia panjang--
Abah Sarji bercerita mengenai kisah horor yang dialaminya. Abah Sarji selama lima tahun tinggal di sebuah saung butut dengan ukuran tak lebih dari 2X2 meter di kawasan Tempat Pemakaman Umum Desa Lengkong.
Abah Sarji mengaku selama tinggal di sini tak pernah mengenakan kaos atau sejenisnya.
"Iya Abah gak pernah pakai kaos dan gak merasa dingin," tutur Abah Sarji semasa hidupnya.
Abah Sarji mengaku selama hidup di saung ini, tiap malam tidak lepas melaksanakan dzikir dan minta pengampunan dosa selama hidup.
"Iya kalau tiap malam, dzikir membaca sebisa-bisa, apa saja. Seperti Astaghfirullah, La ilaaha Illallah dan itu sekuatnya," kata Abah Sarji.
Menyinggung soal arwah gentayangan, Abah Sarji tak memungkiri selama tinggal di TPU sering melihat makhluk halus.
"Kalau makhluk halus itu sering keluar dari dalam kuburan. Awalnya terkejut melihat gumpalan asap hitam pekat keluar dari kuburan dan itu biasanya, terjadi pada makam yang belum tujuh hari," kata Abah Sarji.
Menurutnya kemunculan arwah gentayangan itu sebetulnya untuk memberikan peringatan kepada yang hidup agar lebih meningkatkan beribadah.
"Abah juga pernah mencoba melihat langsung ke makamnya pada pagi hari untuk melihat apakah ada lubang atau tidak dari bekas asap keluar semalam. Nah, anehnya pada pagi hari lubang di makam yang malah tidak ada sama sekali," katanya.
Abah Sarji tak bosan memberikan pesan kepada siapapun yang masih hidup untuk banyak beribadah, karena usia alam sudah tua dan banyak kerusakan alam oleh ulah tangan manusia.
"Siapa yang datang ke saung, Abah suka berpesan untuk meningkatkan ibadah. Kemudian yang sering datang itu pak Kesra kadang suka kasih Abah roko," ujarnya.
Selama hidup di dekat makam, Abah Sarji mengaku tidak pernah masuk angin atau mengalami kesakitan pada raganya.
"Iya tidak pernah masuk angin dan biasa saja. Usia 102 tahun semua masih normal, tapi kaki saja merasa tak kuat jalan dan kalau mau ke air suka ngesot serta jalan juga pakai tongkat," ujarnya.
Abah Sarji mengaku sengaja tinggal di sana karena ingin menghabiskan sisa hidupnya dekat kuburan.
"Iya saya memilih tinggal di sini sudah lima tahun dan saung dari bahan baku bekas, geribik dan tempat tidur seadanya," ungkap Sarji.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


