Ini Deretan Mitos Mengenai Malam Satu Suro yang Paling Sakral, Konon Katanya Malam Raya Bagi Makhluk Gaib

Ruwatan, Tradisi untuk Tolak Bala di Malam Satu Suro

Dalam kepercayaan Jawa, untuk menghindari bahaya atau malapetaka yang mungkin terjadi di malam satu suro, dilakukanlah tradisi khusus yang disebut ruwatan. 

Ruwatan adalah upacara spiritual untuk membersihkan diri dari energi buruk dan menghindari nasib buruk, terutama bagi orang-orang yang dianggap memiliki laku khusus atau nasib rawan.

Beberapa kategori yang diyakini membutuhkan ruwatan antara lain:

- Ontang-anting: Anak tunggal, baik laki-laki maupun perempuan.

- Kedono-kedini: Pasangan anak laki-laki dan perempuan yang lahir berurutan.

- Sendang kapit pancuran: Satu anak laki-laki yang diapit oleh dua anak perempuan.

Dalam kepercayaan, anak-anak dengan kategori tersebut lebih rentan terhadap gangguan makhluk halus seperti Batara Kala, sosok gaib dalam mitologi Jawa yang dipercaya sebagai simbol kekuatan jahat. Oleh sebab itu, mereka dianggap harus diruwat agar terhindar dari musibah.

BACA JUGA:Katanya Ini Deretan Weton yang Dilarang Keluar Karena Rentan Gangguan Gaib pada Malam 1 Suro

Mitos Tumbal Pesugihan di Malam Satu Suro

Cerita horor yang sering terdengar menjelang malam satu suro juga tidak lepas dari kisah tumbal pesugihan. 

Konon, malam ini dianggap sebagai waktu di mana arwah korban tumbal pesugihan dilepaskan dari “penjara gaib” sebagai bentuk balasan atas pengabdian mereka selama setahun penuh.

Pesugihan sendiri adalah praktik spiritual yang dipercaya bisa mendatangkan kekayaan secara instan, namun biasanya disertai dengan perjanjian antara pelaku dan makhluk gaib. Sebagai gantinya, pelaku harus menyediakan tumbal atau korban jiwa.

Di malam satu suro, arwah-arwah tumbal itu diyakini akan kembali menghantui tempat-tempat tertentu, menambah aura menyeramkan malam itu.

BACA JUGA:Sejarah Malam Satu Suro yang Jadi Tradisi Sakral Penuh Makna dari Tanah Jawa

Sumber: