Tradisi Unik Malam 1 Suro di Indonesia, Dari Kirab Kebo Bule, Tapa Bisu, Hingga Tabut

5. Tapa Bisu 

Yogyakarta memiliki tradisi Tapa Bisu atau Mubeng Beteng, yaitu ritual berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. tradisi ini dilakukan oleh keluarga keraton dan masyarakat umum saat malam 1 Suro. 

Jarak yang ditempuh sekitar lima kilometer dan selalu dimulai dari arah barat (kiri) sebagai bentuk filosofi Jawa, kembali ke dalam diri dan mencari keseimbangan batin.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Sultan Agung dan masih dijalankan hingga kini sebagai bentuk kontemplasi spiritual.

BACA JUGA:Mitos Kumbang Tanduk Masuk Rumah, Pertanda Baik atau Buruk?

6. Tabut Bengkulu 

Di Bengkulu, masyarakat mengenal Tradisi Tabot, yang mirip dengan Tabuik di Pariaman. Tabot dilaksanakan mulai 1 hingga 10 Muharram, dan merupakan warisan budaya dari para keturunan Syiah asal India dan Timur Tengah yang dahulu datang ke Nusantara. 

Tabot merupakan simbol duka atas gugurnya Imam Husain di Padang Karbala. Puncaknya adalah prosesi pembuangan tabot ke laut sebagai tanda melepas duka. 

Tradisi ini disemarakkan oleh iring-iringan musik dhol, tarian, dan pameran budaya yang sangat menarik minat wisatawan. 

Uniknya, meski berasal dari ajaran Syiah, tradisi ini kini menjadi budaya masyarakat umum yang melampaui sekat mazhab dan agama, menunjukkan harmoni dalam keberagaman.

BACA JUGA:Ini Misteri Dibalik Malam Satu Suro, Antara Mitos, Tradisi dan Larangan

7. Ragam Tradisi Malam 1 Suro Lainnya di Nusantara

Selain tradisi yang disebutkan di atas, daerah-daerah lain di Indonesia juga memiliki cara unik dalam menyambut malam 1 Suro. 

Di Banyuwangi ada Ritual Seblang sebagai pembersihan desa dari energi negatif. Di Madura, masyarakat melakukan ziarah kubur dan tahlilan akbar sebagai bentuk doa untuk keselamatan. 

Beberapa komunitas di Bali dan Lombok juga menggelar pengajian dan doa bersama. 

Sumber: