Dalam kitabnya disebutkan:
قَالَ الشَّيْخُ أَحْمدَ: وَأَخْفَى اللهُ تَعَالَى وَلِيَهُ بَيْنَ النَّاسِ لِيُعَظِّمُوْا الْكُلَّ
Artinya, “Telah berkata Syekh Ahmad: Allah swt merahasiakan wali-Nya dari hadapan manusia agar mereka memuliakan satu sama lain.” (Imam al-Manawi, al-Kawakib ad-Durriyah fi Tarajimis Sadah as-Shufiyah, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], juz I, halaman 6).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa dirahasiakannya para wali dengan tujuan agar tidak ada yang dimuliakan di satu sisi, sementara di sisi yang lain ada yang direndahkan.
BACA JUGA:Perbandingan Jenis Atap Rumah Berdasarkan Bahan Baku
Oleh karena itu, Allah menutup status wali seseorang dari manusia, agar mereka berhati-hati dan memuliakan semuanya tanpa pilah-pilih.
Sementara itu, menurut Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi yang dikutip oleh Syekh Abdul Hafiz bin Ali al-Maliki al-Azhari, hikmah dirahasiakannya para wali adalah agar orang-orang mengetahui status kewalian mereka tidak meremehkannya, karena jika sudah tahu pada kewalian seseorang kemudian tidak menghormatinya, maka Allah akan murka kepadanya,
وَلَمْ يَجْعَلْهُمْ اِلَّا مَسْتُوْرِيْنَ عَنْ غَالِبِ خَلْقِهِ. وَلَوْ كَانُوْا ظَاهِرِيْنَ فِيْمَا بَيْنَهُمْ وَأَذَاهُمْ اِنْسَانٌ لَكَانَ قَدْ بَارَزَ الله بِالْمُحَارَبَةِ فَأَهْلَكَهُ، فَكَانَ سِتْرُهُمْ عَنِ الْخَلْقِ رَحْمَةٌ Artinya,
“Dan Allah tidak menjadikan mereka kecuali tertutup dari mayoritas makhluk-Nya. Jika seandainya para wali itu tampak (kewaliannya) di hadapan mereka, kemudian ada yang menyakitinya, maka sungguh Allah akan menampakkan permusuhan kemudian mencelakainya. Dengan demikian, dirahasiakannya para wali dari makhluk adalah rahmat.” (Syekh Abdul Hafiz, Lawami’ul Anwar wa Raudlil Azhar, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 12).