Brondol yang tersisip di area batang dan di tanah, harus segera diambil karena bila tidak diambil, selain terjadi kehilangan hasil panen, brondol yang tumbuh akan menjadi gulma dikemudian hari.
Sementara itu, untuk pengelolaan gulma di area gawangan (Inter-row) perlu diperhatikan, karena area tersebut merupakan area perkembangan predator alami, oleh karena itu perlu dilakukan seleksi dalam pengendaliannya.
Gulma ringan, seperti Ottochloa nodosa, Paspalum conyugatum, Axonopus compresus, Cynodon dactylon, Digitaria fuscense dan lainnya dapat ditoleransi.
Sedangkan anak kayu, ilalang, teki, mikania dan gulma lain yang perkembangannya cepat dan mendominasi harus segera dikendalikan.
BACA JUGA:Kisah Kelahiran Fatimah Az Zahra Dibantu Empat Perempuan Suci dan Permintaan Dimakamkan Malam Hari
Pengendalian gulma pada area gawangan disarankan menggunakan cara mekanis dan dilakukan dengan selektif.
Apabila secara ekonomis tidak mungkin dilakukan dengan mekanis maka dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida kontak atau sistemik.
Pengendalian gulma pada lahan miring disarankan untuk menggunakan herbisida kontak dan tidak menggunakan herbisida sistemik, karena permukaan tanah mudah terjadi erosi.