3. Memicu Kematian Mendadak
Setiap tahun, banyak kasus meninggal dunia akibat miras oplosan yang beredar bebas. Kandungan mtanol murni dpaat memicu keracunan akut, di mana tubuh tidak mampu menetralkan toksin yang masuk.
4. Gangguan Sistem Saraf dan Kesadaran
Zat beracun dalam tuak oplosan juga bisa menyerang sistem saraf pusat. Gejalanya berupa pusing hebat, muntah, hingga kehilangan kesadaran.
Dalam kasus ekstrem, penderita bisa mengalami kejang dan koma.
5. Asidosis Metabolik
Ketika metanol diurai tubuh, terbentuk asam format yang bisa memicu asidosis metabolik, kondisi di mana darah menjadi terlalu asam. Ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ secara menyeluruh.
6. Iritasi dan Luka Lambung
Tuak oplosan yang tidak steril bisa melukai dinding lambung, menyebabkan diare parah, mual, dan rasa terbakar di perut.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Peringati Hari Santri Nasional 2025, Kapolda: Makna Peringatan Ini Sangat Besar
Tuak Asli vs Tuak Oplosanm, Begini Cara Membedakannya
Meski sekilas terlihat sama, sebenarnya tuak asli dan tuak palsu punya perbedaan mencolok. Berikut cara mengenalinya:
- Bahan Dasar
Tuak asli dibuat dari nira kelapa, lontar, atau aren, melalui fermentasi alami. Sementara tuak oplosan menggunakan alkohol teknis atau metanol yang dicampur bahan berbahaya seperti minuman energi, obat-obatan, hingga pewarna buatan.
- Proses Pembuatan
Tuak asli difermentasi dengan cara tradisional dan higienis, menghasilkan alkohol alami (etanol) dalam kadar rendah. Sedangkan tuak oplosan dibuat tanpa standar kebersihan dan sering kali dicampur secara sembarangan.