Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja.
Namun Abu Nawas tidak terlalu bersedih, karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan sudah merupakan suatu kebutuhan.
Ia yakin bahwa dengan berpikir akan menemukan jalan keluar dari kesulitan yang ia hadapi.
Dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Ya, Abu Nawas memang kerap mendapatkan sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.
Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa.
BACA JUGA:Tingkah Lucu Abu Nawas saat Menjadi Pegawai Pajak
Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap. Mungkin sudah takdir, kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda.
Ia pun berjalan gontai menuju istana. Di tengah-tengah kepasrahannya kepada takdir ia teringat sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.
“Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya pada diri sendiri. Ia berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampainya di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudia menuju istana.