4. Kuota Formasi Sangat Terbatas
Beberapa daerah hanya membuka beberapa slot saja. Pelamar kompeten bisa saja gugur karena persaingan sangat ketat meski nilai bagus.
BACA JUGA:Patroli Dialogis Subdit Wisata Ditpamobvit Polda: Meningkatkan Keselamatan di Objek Wisata
5. Kurang Teliti Saat Mengerjakan Tes Online
Tes dasar BPS membutuhkan ketelitian.
Banyak pelamar sebenarnya pintar, tetapi terburu-buru menjawab sehingga akurasinya rendah.
6. Tidak Memenuhi Syarat Teknis Wilayah (Domisili/RT/RW)
Beberapa kegiatan mewajibkan domisili sesuai area survei. Pelamar yang tidak sesuai wilayah langsung tereliminasi.
7. Pengalaman Tidak Terdokumentasi dengan Baik
Banyak yang sudah pernah jadi mitra, tetapi tidak mengunggah bukti kerja, surat tugas, atau sertifikat pelatihan, sehingga sistem menganggap mereka “tanpa pengalaman.”
BACA JUGA:Patroli Dialogis Subdit Wisata Ditpamobvit Polda: Meningkatkan Keselamatan di Objek Wisata
8. Kualitas Wawancara Kurang Meyakinkan
BPS biasanya menilai komunikasi, pemahaman lapangan, etika, dan kesiapan waktu.
Walau kompeten, beberapa peserta gugur karena kurang percaya diri atau jawabannya tidak tegas.
9. Tidak Siap Waktu dan Jadwal Penugasan
Penugasan mitra sering berlangsung intensif.
Pelamar yang terlihat ragu soal waktu atau memiliki komitmen kerja lain sering tidak diprioritaskan.
10. Kompeten, Tapi Tidak “Paling Sesuai”
Seleksi bukan hanya soal mampu, tapi soal paling cocok dengan kebutuhan survei.
Kadang pelamar sangat kompeten, namun ada kandidat lain yang lebih sesuai lokasi, pengalaman spesifik, atau jam kerja lebih fleksibel.