Gerilya adalah cara berperang dengan sembunyi-sembunyi dan menyerang secara tiba-tiba.
Selama perang gerilya, pasukan yang dipimpin Jendral Sudirman melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi.
Selain berbagai strategi untuk memecah konsentrasi Belanda, perang gerilya juga merupakan respon Indonesia atas agresi militer kedua yang dilancarkan oleh Belanda. Sesampainya di Kota Kediri, pasukan Belanda tiba-tiba menemukan persembunyian Jenderal Sudirman.
Kelompoknya diketahui bahwa keberadaan Jenderal Sudirman ini rupanya dilaporkan oleh salah seorang prajuritnya yang berkhianat.
Karena keberadaan dirinya sudah diketahui oleh Belanda, dalam keadaan yang sangat genting Jenderal Sudirman lantas mengajak para prajuritnya untuk menggelar dzikir bersama.
BACA JUGA:Semua Manusia Hilang dari Muka Bumi, Sedikitnya 5 Hal Menyeramkan Ini Terjadi
Seketika itu Jenderal Sudirman mengatakan kepada prajuritnya. “Mari kita berdzikir agar diberi pertolongan Allah SWT. Jangan sekali-kali di antara tentara kita ada yang menyalahi janji menjadi penghianat nusa bangsa dan agama. Kalian harus senantiasa ingat bahwa perjuangan selalu memakan korban. Jangan sekali-kali kita membuat rakyat menderita," katanya.
Akhirnya Jenderal Sudirman dan para pasukannya melaksanakan dzikir bersama-sama waktu itu. Anehnya tidak ada satupun pasukan Belanda yang mempercayai sang penghianat bangsa Indonesia itu mengenai identitas Jenderal Sudirman.
Maka saat sang pengkhianat menunjuk Jenderal Sudirman agar dikepung oleh Belanda, dirinya ditembak mati oleh salah satu prajurit Belanda.
Meski markasnya berhasil ditembus namun Belanda tetap gagal menangkap dirinya.
Karena itulah tidak sedikit para pejuang yang lantas kebingungan melihat kejadian tersebut. Banyak prajurit yang lantas bertanya mengenai jimat sakti yang dimilikinya, hingga Sang Jenderal besar ini bisa lolos begitu mudahnya dari serangan lawan.
Berdasarkan berbagai sumber saksi sejarah dari mulut ke mulut rupanya Jenderal Sudirman memiliki 3 jimat yang selalu dipegang teguh.
BACA JUGA:Jusuf Hamka, Pengusaha Jalan Tol yang Menjadi Mualaf dengan Bimbingan Buya Hamka
Tiga hal itu dintaranya, selalu menjaga wudhu, salat tepat waktu serta mengabdi pada bangsa dan negara.
Teruskanlah kisah perjuangan jendral Sudirman ini kepada anak cucu kita. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenang jasa para pahlawannya.