Kemudian berdiri kesultanan Palembang dan pendatang dari China dan timur tengah berdatangan.
Pendatang dari timur tengah mendirikan perkampungan tersendiri yang bertahan hingga saat ini dan menjadi objek wisata.
Sementara pendatang dari China membaur dan terjadi perkawinan yang membuat orang Palembang di masa kini lebih dikenal berkukit putih dan bermata sipit, sehingga membentuk orang melayu baru.
Demikian pembahasan mengenai nenek moyang orang Palembang yang termasuk rumpun melayu namun kini berkulit putih dan bermata sipit.
Sementara itu, jika hendak ke Jakabaring, Palembang dan mau memasuki Stadion Gelora Sriwijaya, Anda akan melalui bundaran Tugu Parameswara. Sebuah karya seni yang dibuat menyambut PON 2004 lalu.
Tugu ini berbentuk pelepa daun pisang. Diambilnya pelepa daun pisang ini lantaran hampir di setiap di daerah di Sumatera, selain di pesisir maupun di pegunungan selalu ditemukan pohon pisang.
Gagasan membangun tugu Parameswara, seperti diungkapkan Djohan Hanafiah semasa hidupnya, guna menunjukkan Palembang sebagai simbol pemersatu rumpun Melayu di Nusantara.
BACA JUGA:Pahami lalu Kerjakan, Ini Hak dan Kewajiban Seorang Suami serta Istri
“Semua wong Melayu yang ada di Nusantara, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei berasal dari Palembang. Mereka semua keturunan dari Parameswara dan pengikutnya, seorang panglima dari Palembang," kata Djohan.
"Jadi, jika bicara Palembang, semua wong Melayu akan sadar kita bersaudara," ujarnya.
Sebagai catatan, berkisar abad ke-14, Majapahit menyerang Palembang setelah kerajaan Sriwijaya melemah. Salah satu pangeran dan panglima perang di Palembang yakni Parameswara tidak mau tunduk kepada Majapahit.
Dia pun bersama Sang Nila Utama meninggalkan Palembang. Mereka lari ke pulau Tumasik (Singapura), lalu ke Malaka. Di sana dia membangun kerajaan, yang kini menjadi Malaysia.
BACA JUGA:Catat, Ini 10 Dosa Besar Seorang Istri kepada Suami
Ketika dia melakukan kontak dengan pedagang dari Persia, Tiongkok, dan Gujarat, yang muslim, Parameswara kemudian memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.
Beberapa keturunan Parameswara dan pengikutnya diyakini pula berlari ke Brunei Pattani dan Narathiwat di Thailand Selatan.