Orang-orang yang berada di pasar merasa terkejut. Sebab selama ini Abu Nawas dikenal sebagai seorang Muslim yang taat, meskipun dikenal sebagai jenaka. Namun pada akhirnya ia ditangkap polisi dan disidang di hadapan raja.
BACA JUGA:Mau Pecah Sertifikat Tanah Warisan? Ini Cara, Biaya dan Ketentuannya
“Hey, Abu Nawas, benarkah kau berkata begitu?!” Tanya dengan tegas sang raja.
“Benar wahai raja.” Jawabnya santai.
“Mengapa kau katakan demikian, sudah kafirkah engkau?” tanyanya Raja kembali.
“Tuan tidak usah marah, saya melakukan ini karena juga sebenaranya tuan melakukan begitu.”
Abu Nawas dengan serius.
“Gila, kau! Saya tidak sama sekali demikian!” Marah raja.
“Tunggu dulu wahai sang raja. Sebentar akan saya jelaskan.” Saut Abu Nawas.
“Tuan, setiap kali saya mendengarkan talqin, saya selalu mendengar bahwa mati itu haq dan neraka itu haq. Nah, siapa orangnya yang tidak membenci kematian dan neraka? Bukankah engkau juga membencinya?.” Ujar Abu Nawas menjelaskan.
BACA JUGA:Keponakan Kades Padang Pelawi Jadi Korban Tabrak Lari di Kilometer 28
“Cerdik pula kau! Tapi bagaimana ucapanmu yang mengatakan bahwa kau menyukai fitnah?” lanjut sang raja.
“Wahai raja, bukankah di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa harta dan anak-anak adalah fitnah. Namun bukankah raja juga memiliki harta dan anak sebagaimana juga saya?” Tanyanya.
“Ya memang. Tapi bagaimana sampai kau bilang lebih kaya dibandingkan Tuhan?” Tegas kembali sang raja.
“Ya, saya lebih kaya dari Tuhan karena saya memiliki harta dan anak, sedangkan Tuhan tidak.” Jawabnya kembali.
“Itu memang benar. Namun mengapa kamu katakana itu di hadapan publik?” Tanyanya kembali.