BACA JUGA:5 Sifat Mulia Abu Bakar yang Patut Diteladani, Diberi Gelar as-Siddiq Oleh Rasulullah SAW
Dengan pendiriannya yang teguh serta kepatuhannya terhadap Rasulullah dan agama, Handzalah segera bergegas memenuhi panggilan perang tersebut. Hal tersebut sangat didukung oleh istri Handzalah. Jamilah sangat mendukung Handzalah untuk ikut serta dalam peperangan karena rasa cinta mereka kepada Allah sangat tinggi.
Sebagai tanda perpisahan melepas kepergian Handzalah untuk berjihad melawan kaum Quraisy pada Perang Uhud, Jamilah hanya bisa memeluk dan menatap Handzalah dengan penuh cinta.
Handzalah membawa satu pedang untuk berperang. Ketika pergi keadaan diri Handzalah tidak sempat mandi junub. Dalam keadaan tersebut Handzalah segera bergabung dengan para prajurit Muslim Rasulullah. Ia menghadap musuh dari kaum kafir Abu Sufyan.
BACA JUGA:3 Karomah Menakjubkan Utsman bin Affan, Sahabat Rasulullah Pemilik Dua Cahaya
Ketika sesi pertama perang, prajurit Muslim dapat mengalahkan musuh, namun ternyata prajurit Muslim kembali diserang dari belakang. Malangnya, ketika diserang dari belakang Handzalah dihantam pedang dan belati oleh kaum kafir Quraisy. Ia juga dilempari anak panah dan tombak.
Tak lama kemudian seluruh tubuh Handzalah terbujur dan menghembuskan nafas terakhir. Ketika perang usai Rasulullah mencari tau prajurit Muslim yang gugur dalam perang Uhud. Rasul melihat jasad Handzalah dalam keadaan bersih dari bercak darah. Bahkan rambutnya basah, padahal kondisi Bukit Uhud gersang tanpa air.
Seorang sahabat Nabi memberitahu bahwa Handzalah dalam keadaan junub karena baru saja menikah.