Selain sebagai simbol kecantikan, tradisi ini juga bertujuan untuk mendapatkan kedamaian jiwa. Prosesinya sendiri cukup menyakitkan.
Ketua adat melakukan hal ini tanpa pemberian bius terlebih dahulu. Alat yang digunakan adalah besi atau kayu yang telah diasah. Kerik gigi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Meski begitu, seiring perkembangan zaman tradisi mengerik gigi mulai ditinggalkan. Namun, tetap saja beberapa wanita melaksanakan tradisi ini, khususnya istri kepala desa.
7. Fahombo Batu dari Nias
Tradisi unik selanjutnya berasal dari Nias, Sumatera Utara dan hanya dilakukan oleh lelaki. Fahombo batu atau lompat batu menjadi salah satu ritual yang terkenal di sana.
Namun, tidak semua daerah di Nias memiliki tradisi ini. Salah satu yang masih melakukannya adalah di wilayah Teluk Dalam. Tradisi fahombo batu telah lama dilaksanakan, bahkan hingga berabad-abad dan secara turun-menurun.
Anak lelaki yang berumur tujuh tahun di Nias sudah berlatih lompat tali. Ketinggian tali tersebut akan bertambah seiring bertambahnya usia mereka. Nantinya, lelaki tersebut akan diminta melompati batu setinggi 2 meter dan lebar 60-90 cm.
(Tim)