Latar belakang pendirian NII adalah kekecewaan Kartosoewirjo terhadap pemerintah Indonesia, seperti dikutip dari Kompas Stori.
Kartosoewirjo sendiri adalah salah satu tokoh yang berperan aktif dalam perang kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949.
Namun, ia sering berselisih dengan pemerintah, termasuk menolak untuk melakukan long march ke Jawa Tengah.
Long march adalah perintah yang dikeluarkan sebagai akibat dari Perjanjian Renville.
Perjanjian ini dianggap sebagai jebakan untuk membuat Indonesia tunduk kepada Hindia Belanda.
Oleh karena itu, ia menentang keras perintah long march tersebut. Dari sinilah, ia kemudian mendirikan NII atau yang juga disebut dengan Darul Islam.
Selanjutnya, Kartosoewirjo memimpin gerakan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat.
Gerakan ini berkembang dengan pesat, seiring dengan lemahnya pemerintah pusat. Bahkan, ia berhasil menguasai sepertiga wilayah Jawa Barat.