Kroner mengungkapkan, jika tanah Jazira Arab digali maka akan ditemukan jejak-jejak yang dapat membuktikan kalau wilayah tersebut dahulunya adalah tanah yang hijau. Salah satunya pernah ditemukan di wilayah bernama al-Faw di bawah gurun pasir Rub' al-Khali.
Sekarang ini banyak penelitian arkeologi dilakukan mengenai fenomena ini. Salah satunya adalah proyek Green Arabia, para ilmuwan mencari sumber hijau dari daerah tersebut.
BACA JUGA:Bucin, Jika Sudah Jatuh Cinta, 10 Pemilik Tanggal Lahir Ini Mau Berkorban Apapun untuk Pasangan
Selanjutnya, Krone menjelaskan bukti ilmiah mengapa Jazirah Arab yang dulunya hijau bisa berubah menjadi gersang dan kemungkinan akan kembali menghijau. Berdasarkan penelitian sejarah Bumi yang dia lakukan, hal ini terjadi karena Jazirah Arab pernah mengalami fase zaman es.
Fase ini terjadi karena pada saat itu air laut dalam volume besar berubah menjadi es dan berkumpul di Kutub Utara yang beku, lalu bergerak perlahan menuju arah selatan. Pergerakan inilah yang dapat memengaruhi keadaan tanah di sekitarnya.
Berdasarkan riset modern, sekitar 100 ribu tahun yang lalu Bumi pernah mengalami zaman es. Setelah itu, Bumi berada pada periode interglasial atau menghangat yang berlangsung 10 hingga 20 ribu tahun.
Penjelasan ilmiah di balik fenomena menghijaunya tanah Arab Saudi baru-baru ini yaitu disebabkan curah hujan yang tinggi. Menurut ilmuwan iklim dan profesor hidrologi dari Utrecht University Michelle Van Vliet, curah hujan yang tinggi berkaitan dengan adanya perubahan kondisi cuaca.
BACA JUGA:Kata Primbon Jawa, 12 Tanggal Lahir Berikut akan Sukses Berkarir Tahun Ini
“Arab Saudi memiliki iklim gurun dan di beberapa tempat beriklim semi-kering. Di wilayah sekitar Mekah, rata-rata curah hujan adalah 112 milimeter per tahun. Biasanya curah hujan relatif sedikit di sekitar Makkah, jauh lebih sedikit dibandingkan beberapa bulan terakhir ini,” katanya.