Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak

Jumat 14-07-2023,11:25 WIB
Reporter : Tim

Tetapi kenyataannya ternyata berakhir lain, Letkol Untung kini harus bersiap untuk proses eksekusi mati dihadapan regu tembak militer.

“Sebelum Untung dijemput untuk dibawa keluar penjara, saya sempat menemui Untung. Saat itu ia sudah ditanya tentang permintaan terakhir, seperti lazimnya orang yang akan dieksekusi. Mungkin karena Untung sedang panik, ia tidak minta apa-apa,” ungkap Soebandrio. 

BACA JUGA:Benarkah PKI Dalang G30S? Berikut 9 Teori Misteri Pembantaian G30S, Mana yang Paling Masuk Akal?

Menjelang senja, Untung dengan pengawalan ekstra ketat berjalan menuju pintu gerbang untuk meninggalkan Penjara Cimahi. 

"Saya mengamati keberangkatan Untung dari penjara. Ia berjalan tegap. Mungkin ia segera bisa menguasai perasaannya yang begitu gundah. Tetapi mungkin pula ia sudah pasrah kepada takdir Allah bahwa memang sampai di situlah perjalanan hidupnya,” ungkap Soebandrio.

“Saya kemudian mendengar bahwa Untung dieksekusi di sebuah desa di luar kota Bandung. Saya sudah tidak sempat sedih lagi memikirkan nasib Untung, hidup saya sendiri akan berakhir sebentar lagi,” lanjut Soebandrio.

 

Siapa Lekol Untung?

 

Letnan Kolonel Untung Syamsuri, lahir di Kedung Bajul, Bojongsari, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada 3 Juli 1926. Ayahnya bernama Abdullah, seorang pekerja di sebuah toko peralatan batik di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. 

Pada tahun 1927, Untung dengan nama kecil Kusman, pindah dari Kebumen ke Desa Jayengan, Solo. Disana Kusman telah diangkat anak oleh pamannya yang bernama Syamsuri. 

Kusman masuk sekolah dasar di Ketelan, bermain bola menjadi hobinya kemudian hari. Karena senang bermain bola Kusman pernah menjadi anggota KVC (Kaparen Voetball Club) di desanya.

Setelah lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan ke sekolah dagang namun tidak sampai selesai karena Jepang mulai masuk ke Indonesia dan Kusman bergabung ke dalam Heiho. 

Semasa perang kemerdekaan Untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Jawa Tengah. Selanjutnya Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke Cepogo, di lereng gunung Merbabu.

Kusman kemudian pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.

Untung disebut sebagai salah satu lulusan terbaik Akademi Militer. 

Kategori :