Paham Konfusianisme menitikberatkan pada keharmonisan antara satu individu dengan individu yang lainnya untuk hidup saling mengasihi.
BACA JUGA:Rawan Disalahgunakan, Lakukan Hal Berikut jika Pinjol Tidak Mau Berikan Bukti Lunas Angsuran
Berdasarkan hasil penelitian Kao, sebanyak 90 persen dari 150 pengusaha yang diwawancarai merupakan generasi pertama dari para imigran yang kabur dari China saat kondisi perang.
Lalu, 40 persen di antaranya pernah mengalami dampak dari bencana politik, seperti revolusi kebudayaan.
Sementara itu, 32 persen lainnya mengaku bahwa mereka pernah kehilangan rumah di masa lalu. Terakhir, 28 persen pengusaha mengaku pernah mengalami kehilangan kekayaan akibat bencana ekonomi di China.
Pada masa China kuno, para petani berusaha keras untuk bisa bertahan hidup dari berbagai ancaman, seperti badai, kekeringan, hingga hama.
Selain itu, bagi para imigran Tiongkok, bisnis menjadi salah satu kunci utama agar mereka bisa bertahan hidup, terutama saat terjadinya krisis dan perpecahan. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu cikal bakal banyaknya keturunan Tionghoa yang menjadi pengusaha.
BACA JUGA:3 Shio Diprediksi Berjodoh Dengan Crazy Rich
Mentalitas bertahan di tengah 'badai' kehidupan sekaligus penyintas sejarah kelam China membentuk karakter para warga keturunan Tionghoa hingga saat ini. Karena itu, tak heran kalau pengusaha keturunan Tionghoa terkenal ulet dan pekerja keras.