Perbuatan maksiat yang satu ini merupakan kebalikan dari perbuatan mensyukuri nikmat.
Rasa syukur ini sendiri adalah suatu perbuatan yang menunjukkan berbagai pengaruh dari nikmat yang dilimpahkan Allah kepada hamba-Nya, hati dan keimanan ikut dilibatkan dalam menampakkan rasa syukur tersebut.
Seseorang dapat dikategorikan bersyukur bila memenuhi tiga unsur, yakni:
1. Hatinya selalu meyakini bahwasanya segala nikmat hanya berasal dari Allah SWT.
2. Lisannya selalu memuji kepada Allah
3. Setiap jengkal anggota tubuhnya senantiasa melakukan amal sholeh
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz menegaskan bahwa adalah kewajiban bagi seorang hamba untuk memahami secara benar bahwasanya setiap nikmat yang didapatnya hanya berasal dari Allah SWT.
Tauhid yang sempurna sebagai hal yang utama dalam Islam tak akan mungkin terwujudkan tanpa adanya sikap yang menyandarkan tiap kenikmatan hanyalah kepada Allah.
Bila hal ini terjadi (kufur nikmat) maka tauhidnya jauh dari sempurna dan justru jatuh ke dalam kesyirikan yang membuat berbagai pintu rezeki tertutup untuk seorang hamba.
Dalam Al-Quran Surah Ibrahim ayat 7 ditegaskan bahwa dalam sikap mudah bersyukur dengan melibatkan kerendahan hati dan juga sadar bila semua rezeki, kesehatan, dan ilmu hanyalah berasal dari Allah akan semakin melimpahkan nikmat yang diberikan Allah.